Mohon tunggu...
Atep Abdul Rohman
Atep Abdul Rohman Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Santri dan Mahasiswa

Pria asal Bandung yang hobi naik gunung tapi takut ketinggian.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ceritaku Saat Harus Kembali ke Tempat KKN

10 November 2022   21:00 Diperbarui: 27 Desember 2022   12:23 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana lingkungan Dusun Pager Kulon yang menjadi lokasi KKN-ku. Dokpri

Saat di sekolah, dia meminta agar aku menjemputnya pukul 10 pagi. Namun saat akan dijemput, tiba-tiba Novan sudah pulang dijemput oleh ibunya. 

Oalah, aku telat rupanya. Tapi dia tak kecewa karena aku tak sempat menjemputnya ke sekolah, dia malah langsung menghampiriku dan bermain denganku. 

Aku dan Novan berbaring di atas kasur yang berada di rumah neneknya dan ditutupi selimut. Aku kira dia ingin tidur, rupanya dia malah bercerita. Ceritanya cukup lucu dan mengesankan. Anak usia lima tahun sudah pandai bercerita seperti itu. Luar biasa!

Bosan bercerita, Novan mengajakku ke Puncak Nirwana. Aku mengiyakan. Mula-mula, aku harus membeli beberapa makanan untuk di Puncak agar bisa bermain sambil tak kelaparan. Novan juga menyiapkan mobil klasik itu untuk dibawa ke puncak.

Puncak Nirwana adalah tempat peristirahatan terakhir para etnis China yang berada di atas bukit. Karena letaknya yang cukup tinggi sehingga membuat panoramanya begitu indah. 

Walaupun banyak makam, tapi tak ada nilai mistis karena didesain dengan rapi, bersih dan indah. Bahkan Novan pun tak takut harus bermain ke sana. Karena Puncak Nirwana dinilai bukan karena kuburannya, tapi suasana yang asri dan pemandangan yang memukau.

Aku dan Novan berada di Puncak Nirwana ditemani dengan berbagai cemilan dan mobil mainan kesukaannya. Novan begitu senang. Aku dan Novan duduk bersama menikmati cemilan itu. Bahkan bukan hanya cemilan yang kunikmati, tapi pemandangan indah di depanku cukup memanjakan mata. 

Aku berada di atas, saat melihat ke depan, Desa Pager dengan kasriannya terlihat begitu menyejukkan. Apalagi angin-angin sejuk menyapaku dengan lembut. Ahhhh, indah sekali.

Aku merasa sedang menjalani syuting film pengabdian terhadap orang desa. Aku menjadi pemeran utamanya, dan di sampingku, Novan, dia menjadi anak kecil dari desa yang sangat senang aku datang di kehidupannya. 

Walaupun masih kecil, dia mengajariku betapa hidup di desa itu sangat menyenangkan dan membahagiakan. Cukup naik ke ketinggian, lalu melihat keadaan desanya dari atas, sudah membuat hati tentram dan damai.

Novan membuatku menangis saat itu. Entah kenapa aku tiba-tiba sangat sedih melihat dia tertawa riang saat bersamaku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun