Mohon tunggu...
Attar Musharih
Attar Musharih Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Attar Musharih

Seorang pengamat bola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ansu Fati, Rekonstruksi Barcelona Menuju Kejayaan atau Kesuraman?

28 September 2019   09:29 Diperbarui: 28 September 2019   10:50 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto:Detik.Sepakbola

Ansu Fati sang rising star dari Barcelona masih berusia 16 tahun sudah membuat seluruh publik dunia Sepakbola terpesona melihat kemampuan pemuda ini membuat seluruh masyarakat Blaugrana tergila-gila dengan gocekan bolanya.

Kemampuan membuat keputusan dibantu dengan kecerdikan membantu teman serekan membuat El-Barca memiliki sebuah berlian emas yang perlu dijaga agar masa depan mereka cerah. 

Kemampuan pemuda berusia 16 tahun ini beda dari yang lain, ia mampu beradaptasi dengan cepat bersama tim utama yang dihuni beragam pemain bintang.

Ansu Fati adalah jebolan akademi Barcelona yakni La-Masia tempat dimana seluruh pemain berkualitas ditemukan dan dikembangkan sehingga dapat membawa bendera kebangaan Blaugrana sampai sekarang. La-Masia menjadi tempat dimana pemain terbaik Lionel Messi menimba ilmu dan meningkatkan kemampuan dan kejeniusannya dalam bermain si kulit bundar. 

Pilar utama dan penting Barcelona juga dihasilkan oleh sumber daya ini, yang mampu merekonstruksi kejayaan Barcelona di era zaman sekarang ini. Mulai dari Cruyyf ke Rijkard kemudian sampai ke tangan Guardiola. 

Barcelona menjadi aman secara ekonomi karena mereka tak perlu merogoh gocek yang banyak demi mendatangkan pemain megabintang, mereka punya berlian bermutu mereka sendiri yang dalam paradigma bermain sepakbola mereka sudah teradaptasi dengan El-Barca. 

Apabila kita melihat kembali ke kejayaan terbaik mereka, kedalaman tim Barca tak terlalu megah dan menggambarkan uang hanya bermodalkan pemain berkualitas dari La-Masia serta pembelian yang tak terlalu boros tetapi efektif terutama saat mereka meraih sixtuple dibawah asuhan Pep Guardiola.

Barcelona memiliki identitas sendiri dan berbeda dari yang lain, benar-benar sistem Sepakbola yang sehat serta memanfaatkan proyeksi jangka panjang luarbiasa bersama La-Masia menciptakan Sepakbola di negara Spanyol semakin dinamis dengan taktik yang membungkam dunia menjadi formula khusus dibalik majunya La Furia Roja dalam panggung Sepakbola dunia. 

La-Masia tak boleh dilupakan sebagai senjata rahasia dibalik kejayaan Spanyol dalam merengkuh 3 trofi bergengsi berturut-turut, mulai dari Piala Dunia serta 2 jawara Eropa. 

La-Masia menyumbangkan kekuatan fantastis ke timnas Spanyol dalam segi menciptakan permainan yang membuat lawan kebakaran akal yakni duet luarbiasa Xavi Hernandes dan Andres Iniesta menjadi bukti kualitas di La-Masia membawa pola pikir Tiki-Taka ke panggung besar.

Dikembangkan berawal dari total football ke permainan yang lebih cantik serta menuju level tak terkendali tapi menampilkan kemagisan saling oper dan kerjasama tim dalam olahraga kulit bundar ini. 

Spanyol yang dahulunya selalu identik dengan pemain dari kota ibukota maha megah yakni Madrid, kini telah berubah ketika era kejayaan Blaugrana masuk membuat timnas mereka semakin beragam.

Dengan dataknya pemain cerdas yang mampu menjaga bola semalaman seperti yang dikatakan punggawa Manchester United, Paul Scholes yang harus rela menderita 2 kali kalah di final ketika tim mereka yang merupakan raksasa Inggris tumbang di tangan maestro Barcelona yang dinahkodai Pep dikuasai pemain cerdas dan permainan cepat segi kekompakan. 

Tak perlu skill individu, pemain sekaliber Pedro dan David Villa adalah 2 sayap bermutu yang sangat cocok dengan formula Pep Guardiola yang memang dilahirkan untuk menjadi pelatih Barcelona dengan pemikiran yang sesuai.

DNA klub Blaugrana ini telah mampu menaklukkan UCL 2 kali serta meraih banyak trofi skaligus menguasai negara Spanyol membuat rival Real Madrid tak bernapas walaupun sudah mengeluarkan biaya yang banyak demi mampu bersaing dengan tim fantastis Blaugrana namun tetap saja Pep dengan pemikiran jeniusnya senantiasa membuat sang rival mengangkat bendera menyerah.

Yang paling ikonik ketika Pep Guardiola bersama Blaugrana bukan sekedar menjawarai banyak trofi tetapi ketika mereka membuat Real Madrid sang rival tunduk dan digilas habis-habisan oleh kemagisan dan kejeniusan.

Seluruh punggawa Blaugrana dengan mencukur habis Los-Galacticos dengan skor memalukan sekaligus memilukan bagi Jose Mourinho yang dikenal memiliki taktik sangat berbeda dengan Pep Guardiola mengandalkan semangat tarung dalam serangan balik serta mampu memberi pressing yang fantastis. 

Pep membuat malu Mou kendati pelatih tersebut sudah memiliki pengalaman meruntuhkan formula Tiki-Taka sebelumnya bersama Inter Milan ketika mereka bersua di semifinal musim kemarin yang kemudian Nerazzuri keluar sebagai jawara UCL setelah mampu menaklukkan Blaugrana di semifinal dan mengalahkan Bayern Munchen the bavarian dengan skor 2-0 di babak final.

Memori kelam dimana taktik Tiki-Taka dan false 9 Pep bekerja dengan efisien dan efektif membuat Iker Casillas yang baru saja meraih juara Piala Dunia bersama Spanyol harus memungut bola 5 kali dari gawangnya. 

Pembantaian terjadi di 90 menit Camp nou, publik El-Barca menjadi saksi luarbiasanya klub mereka membuat seluruh tim takjub saat berjumpa mereka dan terhipnotis dari segala arah sektor permainan. 

Bahkan bek-bek Blaugrana juga memiliki kecerdasan dalam membangun serangan dari belakang kemudian ada juga Sergio Busquets sang tembok sektor tengah dna bertahan yang menyuplai dan keseimbangan dari duet maut Xavi dan Iniesta dalam meratakan pertahanan lawan. 

Messi di sisi lain yang menyandang sebagai mesin gol dan playmaker classic nomor 10 Barca itu benar-benar membuat kombinasi dan koneksi yang luarbiasa bersama Xavi dan Iniesta. 

Mega Bintang Argentina ini sudah tak asing lagi dengan permainan Tiki-Taka dan memang La-Pulga merupakan pemain serbabisa bukan hanya memiliki kemampuan dribbling dan mencetak gol yang luarbiasa.

Messi juga memiliki visi yang fantastis bagaikan seorang gelandang membuat duet gelandang Xavi-Iniesta tak perlu kesulitan menemukan La-Pulga yang jenius mencari ruang dan menjadi kreator serangan skaligus yang mengakhirinya ditemani 2 winger serba kompak dan disiplin (Pedro dan David Villa) menciptakan serangan luarbiasa bagi Barcelona. 

Serangan Barca di zaman Pep Guardiola tak kalah seram dari sektor lapangan tengah mereka. Bukan main pelatih jenius ini telah membuat produk La-Masia yang telah memiliki dasar Sepakbola indah mencapai level potensi tertinggi mereka dengan penyesuaian taktik yang benar-benar cerdas memang sesuai dengan tipikal bermain mereka. 

Mereka tak perlu otot dan badan tinggi besar untuk bermain si kulit bundar, di musim 2010-2011 hanya Gerrard Pique saja yang bertubuh tinggi unggul di udara, hampir seluruh keseblasan Blaugrana berbadan kecil tetapi benar-benar lincah dalam mengatur tempo permainan mereka semuanya sebagai tim untuk mencetak gol mengandalkan kecepatan passing dan tiki-taka menciptakan gol kerjasama indah setiap kali merobek jaring lawan.

Intinya di era tersebut Barcelona merupakan tim jenius dan kiblat klub terhebat tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Xavi dan Iniesta yang tampil senantiasa memukau.

Blaugrana tampil bukan sekedar untuk menang tetapi juga menciptakan permainan yang memukau dunia setiap minggu dilewati, mampu menaklukkan seluruh lawannya tapi bukan sekedar menang biasa tetapi juga menaklukkan mereka dengan style permainan Tiki-Tak.

Tiki-taka seakan mengajarkan lawannya bahwa Sepakbola bukan sudut pandang biasa saja tetapi banyak cara untuk memainkannya seperti yang dikatakan mantan punggawa Blaugrana yakni straiker andalan Arsenal yakni Thierry Henry yang baru seakan melihat cara bermain sepakbola sesungguhnya kala dia membela Barcelona saat 2009 ketika dia akhirnya mampu mengangkat trofi UCL dibawah asuhan Pep Guardiola dia memandang Sepakbola baru bersama pelatih hebat itu.

Di era Guardiola setiap komponen barisan punggawa Blaugrana memiliki karakteristik masing-masing serta memiliki misi dan peran yang sangat penting bagi jalan alurnya permainan El-Barca. 

Dani Alves dan Abidal adalah fullback berkarakteristik menyerang yang membuat opsi penyerangan Blaugrana menjadi beragam serta permainan seperti mengarah dan tidak masuk ke fase tak ada jalan solusi untuk mencetak gol. Barcelona senatiasa memiliki jalan untuk mencetak gol tidak membuat mereka kehabisan akal untuk menciptakan permainan berkelas khas Barca. 

Memasuki era baru Barcelona seakan-akan kesulitan mulai dari ditinggalkannya mereka oleh Pep Guardiola kemudian masuknya Tito Villanova, sang asisten.

Blaugrana tetap bermain luarbiasa dan memukau tetapi kehilangan sosok Pep manajer luarbiasa dan motivator tim membuat mereka harus digilas Bayern Muenchen di semifinal dan seakan-akan permainan mereka mudah ditebak dan menempuh jalan tertebak serta kesulitan merobek gawang lawan.

Kemudian datang era Tata Martino serta akhirnya Barca membuka chapter baru yakni memboyong pemain berkelas seperti rival mereka Real Madrid. Barcelona memboyong Neymar dari klub Brazil Santos dengan harga 88 juta euro. 

Setelah meraih 0 gelar di musim 2013-2014, adalah musim terburuk bagi Barca meskipun DNA tiki-taka mereka belum hilang tetapi sudah mulai dibaca lawan, terdapat juga penurunan kualitas dari La-Masia. 

Blaugrana mulai jor-joran dalam pembelian pemain, setelah membeli Alexis Sanches tahun 2011 tetapi tampaknya straiker asal Chile itu kurang cocok bermain dengan duet Messi Neymar sesama benua amerika gagal menciptakan trisula ganas Barca yang menjadi jembatan dan pencetak gol yang disuplai bola dari sektor lapangan tengah dari Xavi dan Iniesta. 

Blaugrana membuat lembaran baru di awal musim 2014-2015 dengan akhirnya memboyong straiker identik nomor 9 yakni Luis Suarez yang tampil memukau di liga premier bersama Liverpool. 

Keganasan penyerang ini seakan menghadirkan kembali permainan Barca era 2008-2009, tentunya berbeda dengan masa 2011 yang dimana Blaugrana tak memakai jasa target man nomor 9 seperti Suarez kini akhirnya Barca kembali menggunakan taktik tersebut dengan pelatih baru yang juga memiliki dna Tiki-Taka yakni Luis Enrique. 

Mereka kembali main dengan "Barca way" tetapi lebih beragam dengan adanya sosok Suarez sebagai sang pistol pencetak gol perannya mirip dengan Samuel Etoo, sang ujung tombak tetapi juga tidak malas dalam membagi bola dan mengatur serangan bersama 2 pasangan maut Messi-Neymar.

Menciptakan trio maut sepanjang sejarah Sepakbola yang dikenal dengan MSN mampu merobek gawang dengan permainan tiga orang itu menghadirkan trisula Tiki-Taka sektor penyerangan yang meratakan dinding pertahanan dengan passing cepat yang fantastis. 

Tiki-Taka lama-kelamaan sudah mulai terbaca sehingga memasuki fase 2016-2017 ketika trisula MSN diperdaya oleh trio BBC dari Juventus (Bonucci,Barzagli dan Chielini) benar-benar telah merapukan Tiki-Taka Barca. 

Tiki-taka era Enrique tak lagi berpusat pada sektor lapangan tengah karena ditinggalkannya Barca oleh sang maestro bernama Xavi membuat passing tak lagi berada di sektor jembatan tengah melainkan dari kaki 3 trisula MSN dan dibantu oleh suplai bola Andres Iniesta sedangkan Rakitic dan Busquets menjadi gelandang petarung penyeimbang, terkadang Raki maju untuk membantu serangan, untuk serangan beragam, Blaugrana juga bergantung pada produktivitas Jordi Alba dan Sergio Roberto/Dani Alves yang maju kedepan untuk membantu pola menyerang. 

Tiki-taka masuk dalam berbagai fase yang berbeda, terdapat 4 fase mulai dari masa rekonstruksi dimana Cruyyf yang menciptakan DNA bagi Barca yang kemudian dikembangkan sampai saat ini.

Adapula Rijkard orang paling berpengaruh penting dalam peremajaan squad Barca sehingga ada nama seperti Messi, Xavi, Iniesta, Puyol dan lain-lain karena adanya kepercayaan besar bagi mereka karena sudah terbiasa tak perlu lagi adaptasi dengan permainan Barcelona kemudian sampai ke fase kejayaan bersama Pep Guardiola dengan sistem dan permainan yang cocok dengan pemain yang ada, kemudian ada masa penurunan dan mulai dibaca oleh lawan bersama Tito dan Tata Martino. 

Sedangkan adapula fase ketiga bersama Enrique dimana taktik ini seakan-akan direkonstruksi ulang dengan permainan yang sama tetapi lebih mengandalkan trisula didepan untuk menciptakan pola permainan, kemudian akhirnya sampai di era Valverde dimana Barca mulai meraka terkena comeback setiap musim di ajang UCL serta tak bermain dengan "Barca Way " lagi serta permainan monoton dan arah alur yang tak  jelas benar-benar berbanding terbalik dengan kreativitas dan kejeniusan yang identik dengan publik Camp-Nou Barcelona. 

The Barca Way telah hilang dan seakan-akan menggambarkan fondasi bangunan kokoh Blaugrana perlahan hancur dengan penurunan yang dialami La-Masia dimana para talentanya terbang kesana-kemari dan terbuang sia-sia. Muncul seorang pemuda bernama Ansu Fati berbangsa Guinea Bissau yang kemudian dinaturalisasi menjadi pemain timnas Spanyol yang memiliki kemampuan luarbiasa di usia 16 tahun. 

Nama seperti Takefusha Kubo dan Xavi Simmons adalah kehilangan terbesar dan menyakitkan bagi Barca namun pemuda ini muncul dan debut dengan meyakinkan bahwa Barca belum ambruk dan masih ada cara mengembalikannya ke masa yang dirindukannya.

Agak dilema melihat situasi Blaugrana saat ini dimana di tangan Bartomeu yang benar-benar melambangkan klub boros. Presiden ini benar-benar menaruh kepentingannya sendiri diatas proyek masa depan klub, seakan-akan hanya mengharapkan kejayaan sementara saja dan tidak berpikir panjang buat keberlansungan klub indah ini. 

Pembelian jor-joran adalah contoh keegoisan melambangkan bahwa tim manajemen Barcelona sangat terobsesi dengan gelar UCL yang telah 3 kali berturut-turut telah dikuasai Real Madrid. 

Untuk mendapatkan gelar UCL seharusnya Barca tak berpikir untuk jor-joran saja terus menerus, percuma apabila ingin merebut si kuping besar tapi tak memikirkan bagaimana nasib Blaugrana kelak di masa depan. 

Membeli Neymar di musim panas 2020 adalah contoh kebobrokan berpikir bagi manajemen Barcelona dimana sudah muncul nama seperti Ansu Fati dan Carles Perez serta Abel Ruiz adalah contoh formula lini serang yang harus dikembangkan bukan dengan jor-joran membeli pemain jadi yang masa primanya tak akan bertahan lama dan membuang pemain muda yang kelak bisa kembali menghantui Barca di masadepan apabila dibeli klub rival.

Contoh paling utama adalah Takefusa Kubo, Barca harus menjaga ketat Ansu Fati apabila tak ingin dia diculik oleh rival mereka selain Real Madrid, bisa jadi di masa depan Barca mencapai kebangkrutan apabila terus menerus berpikir untuk musim ini saja tetapi tak sadar bahwa bagaimana nasib mereka di Sepakbola modern era baru nanti. 

Setiap klub sudah memiliki pemain proyek masa depan yang luarbiasa sedangkan Blaugrana senantiasa kecolongan calon bintang masadepan mereka, percuma menghasilkan berlian berharga apabila terus menerus kehilangan.

Bayangkan bagaimana hebatnya Barca seandainya mereka tak egois untuk masa sekarang dan fokus untuk mencari calon masa depan yang siap melanjutkan tugas Messi untuk memimpin Barca di era baru. Lupakanlah pembelian pemain jadi, Barcelona harus mulai dari sekarang sebelum terlambat.

Tak terasa mereka akan ditinggalkan El-Messiah 2 atau 3 musim lagi namun belum ada proyek serius dari publik catalan dalam reformasi era setelah Messi. 

Ansu Fati hadir bagaikan pelipur lara dan menenangkan para Cules setelah harus menyaksikan kebodohan manajemen merelakan Xavi Simmons,Jordi Mboula dan Takefusa Kubo berlabuh ke klub lain dan menjadi proyek masa depan mereka kendati sudah menimba ilmu di akademi Barca. 

Penyesalan paling besar contohnya didunia Sepakbola jatuh ke klub asal london yakni Chelsea yang sebenarnya bisa sangat ganas sekarang atau mungkin dapat menendang Manchester City dan Liverpool dalam perebutan liga premier andai saja mereka mampu mempertahankan talenta mereka seperti Kevin De Bruyne,Lukaku dan Moh Salah.

Kini the Blues hanya menjadi pelengkap dan seakan dilupakan dalam perebutan trofi melainkan hanya menarget tiket UCL saja mengingat begitu banyak pemain berbakat yang telah membela klub lain dan senantiasa menghantui Chelsea, dan ironisnya pemain yang menghukum Chelsea adalah mantan mereka. 

Valverde adalah salah satu kecolongan bagi Barcelona. Harus diakui pelatih ini adalah pelatih yang hebat tetapi benar-benar tak cocok dengan filosofi Barcelona dan dia beruntung menyaksikan Barcelona dihuni dengan pemain berkualitas tetapi tak melambangkan DNA yang dibangun Barca selama ini. 

Dihuni pemain berbakat tetapi tak ada kombinasi dan karakteristik yang diciptakan, bisa kita lihat kedalaman skuad Barcelona musim ini dipenuhi pemain bertalenta tapi tak adanya chemistry yang membuat mereka selalu keok di kandang lawan bahkan melawan tim seperti Granada yang dahulu hanya tempat penyerang Barca untuk hattrick hanya menjadi tempat di mana Blaugrana merana dan ditaktlukkan.

Padahal apabila kita mengamati komposisi Barca musim ini adalah salah satu yang terbaik bahkan terkomplit dibandingkan musim-musim sebelumnya. 

Ada nama pemain La-Masia seperti Ansu Fati, Carles Perez, Wague dan signing baru seperti Junior Firpo serta maestro bernama Frenkie De Jong asal Belanda serta mega signing bernama Antoine Griezmann yang berlabuh ke publik catalan kendati dahulu bermain untuk Atletico Madrid yang merupakan saingan terbesar Barca juga di Spanyol.

Dengan segudang pemain seperti ini Barcelona masih saja kesulitan. Skuad Barcelona sama seperti Manchester City begitu komplit namun sang entrenador benar-benar tak memiliki plan fantastis dan rancangan permainan yang magis bagi tim ini sehingga membuat mereka bagaikan berlian yang dibuang-buang saja di lapangan hijau. 

Segala sektor sudah sempurna kecuali bek tengah yang dimana seharusnya sang pelatih tidak mengkali nol seorang Todibo dan mulai memberikan kesempatan bek muda ini melihat Pique dan Lenglet sangat memilukan dalam menjaga jantung pertahanan, apa salahnya memberikan kesempatan bek dengan postur mumpuni ini melihat dia seakan sudah siap tinggal jam bermain yang kurang.

Meskipun memiliki segudang pemain bertalenta dan komplit namun pemain senior seperti Busquets, Rakitic dan Suarez yang sudah lama membela Barca sudah memasuki masa menua dan penurunan.

Kini sudah seharusnya pelatih yang menahkodai Barca mengadakan pola pikir untuk merekonstruksi Barcelona dengan sistem bermain yang luarbiasa seakan-akan membangkitkan harimau yang tertidur tetapi dengan aura dan situasi pemain baru dan atmosfir lembaran cerah dengan mengandalkan pemain muda yang berbakat. 

Namun berbeda dengan Valverde, dia mungkin pelatih hebat tetapi benar-benar tak cocok untuk era Barca saat ini yang masuk dalam tahap akhir team impian mereka. 

Apabila ingin tetap bertahan dan dicintai publik Blaugrana Valverde harus menciptakan suasana yang baik dalam memimpin Blaugrana dan tidak hanya bergantung kepada Messi saja karena dia memiliki banyak pemain yang dapat menentukan jalan permainan dan alur permainan. 

Satu-satunya untuk mengembalikan Barca ke tren positif adalah Valverde sendiri atau mengganti pelatih yang memiliki paradigma Barcelona seperti Pep,Rijkard dan Enrique. Kendati mantan pemain Barcelona, Valverde seakan-akan melambangkan seorang pelatih anti Blaugrana.

Apabila tak ada perubahan dari Valverde dan Bartomeu dalam memimpin Barcelona maka harus dipastikan bisa saja Barca bergabung dengan klub runtuh di masa depan.

Apabila Lionel Messi memutuskan untuk pensiun atau meninggalkan Camp Nou karena percuma apabila memiliki segudang pemain berbakat tetapi dasar sang entrenador tak tau memanfaatkannya maka semuanya akan percuma. 

Untuk saat ini Barcelona masih memiliki asa harapan untuk merekonstruksi keindahahan bermain Sepakbola mereka asalkan tim manajemen Blaugrana lebih cerdas lagi untuk mempertahankan jebolan akademi dan tidak terlalu boros dalam membeli pemain serta mulai membeli pemain muda yang berbakat atau mengembangkan La-Masia.

Banyak akademi La-Masia yang kurang beruntung contohnya adalah seperti Bojan Krkic walaupun sudah mencetak banyak pundi gol bersama tim muda.

Tetapi dia hadir dimana saat Messi sudah menjadi ikon Barcelona di usianya yang masih muda membuat ia tak tergantikan dan menjadikan pemain ini kesulitan menembus skuad utama,selain Messi, Bojan juga hadir di masa masih banyak pemain luarbiasa seperti Eto'o, Henry, Pedro,David Villa dan membuat pemain ini terbuang walaupun talentanya luarbiasa. 

Sumber Foto: Detik.Sepakbola.
Sumber Foto: Detik.Sepakbola.
Kini ada wonderkid seperti Ansu Fati yang kehadirannya sangat cocok untuk momentum Barcelona saat ini yang mulai rapuh, dengan cederanya Messi dan menurunnya para pilar inti Barca.

Wonderkid ini harus mengasah bakatnya demi bisa menjadi proyek sukses Barcelona di masa depan serta mengembalikan asa La-Masia yang dahulu sejatinya adalah tempat terindah bermain Sepakbola dan akademi terbaik di seluruh dunia. 

Ditinggalkannya Barca oleh pemain La-Masia, kini pemuda ini hadir menjadi penenang bagi publik Camp-Nou bersama Dembele,Carles Perez serta Abel Ruiz para punggawa usia muda produktif Barca yang harus dikembangkan apabila Barcelona masih ingin menjadi kiblat dan raksasa sepakbola di lembaran masa depan yang akan datang. 

Ansu Fati menunjukkan kualitas permainan yang luarbiasa, di usianya yang baru 16 tahun sudah menggambarkan pemain ini sudah siap menjadi andalan Barca di masa depan dan sudah mencetak 2 gol dari 3 penampilannya selalu menciptakan memori indah bagi pendukung Barcelona.

Dengan gocekan bola serta konektivitasnya dengan signing baru Barca Frenkie De Jong seakan-akan menghadirkan asa harapan Barcelona kejayaan era Messi jilid dua yang siap dibawa oleh para pemain muda Barca di masa yang akan datang.

Sedangkan pemain seperti Antoine Griezmann harus dikembalikkan ke posisi aslinya dan mulai menggantikan Suarez sebagai ujung tombak yang juga mampu membagi bola serta mengatur tempo serangan adalah hal yang cocok bagi Griezmann. 

Valverde harus mulai percaya pada trio MGD untuk masa depan Blaugrana dan mulai memasang Dembele juga karena melihat Suarez sudah menurun, Barcelona harus mulai menatap masa depan dan tidak bergantung dengan pilar utama yang sudah mulai masuk usia penutup karir. 

Layak ditunggu program baru Barca, semoga saja Grizzy tak bernasib sama dengan Coutinho sang gelandang brillian yang digadang-gadang sebagai suksessor Iniesta yang sudah lama ditarget Barca namun ketika sampai di Camp nou malah dijadikan winger dan bukan pada posisi murninya. 

Barca harus mulai menciptakan formula,rancangan dan strategi baru tetapi tetap tiki-taka sebagai ikonnya demi Barcelona yang lebih baik kedepannya.

Dalam membangun kejayaan suatu klub dibutuhkan kesabaran, begitu juga dengan FCB mereka harus bersabar demi naik kembali ke podium era keemasan dan membangun skuad serta pola pikir permainan dimulai dari musim ini.

Mereka harus mengembangkan pemain muda dan stop membeli pemain tua dan memberi jam terbang kepada jebolan La-Masia atau para wonderkid bertalenta di Barcelona dan siap menciptakan level berkualitas.

Agar nanti apabila Barca ditinggalkan Messi, mereka masih bisa dinantikan permainan indahnya dan menciptakan gerbang baru Sepakbola dengan pemain yang berbeda tetapi satu jiwa dan DNA yang sama. 

Permainan indah selalu identik dengan Blaugrana, kaki-ke-kaki akan selalu dikenang kini ada di tangan pihak Barca sendiri bagaimana mereka mempersiapkan untuk masa depan. 

Dalam laga menghadapi Getafe nanti, Ansu Fati mengalami cedera, semoga saja sang wonderkid ini cepat sembuh dan bisa kembali menghadirkan permainan yang indah dari kaki si wonderkid.

Pemain seperti ini harus diprioritaskan bagi Blaugrana dan dijaga sebaik-baiknya serta terutama tidak membiarkannya masuk dalam fase arogan dan dilebih-lebihkan serta disama-samakan dengan sosok Lionel Messi sehingga membuat sang pemuda ini terbebani. 

Semoga saja Ansu Fati dapat mengukir karir yang luarbiasa dan membangkitkan fenomenal Sepakbola Barcelona di masa depan dan menjadi pilar penting bagi Blaugrana di era yang akan datang.

Sekian dari saya, mohon maaf bila ada kesalahan

Salam olahraga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun