Mohon tunggu...
Attar Musharih
Attar Musharih Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Attar Musharih

Seorang pengamat bola.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Delapan Fakta Unik Argentina vs Prancis di Babak 16 Besar

30 Juni 2018   19:29 Diperbarui: 30 Juni 2018   19:44 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: The Teleghraph

Duel klasik yang langkah terjadi yakni pertarungan medan tempur hijau yang mempertemukan Argentina dan Prancis akan terealisasikan di babak 16 besar pergelaran Piala Dunia 2018 ini. 

Laga ini akan menjadi pertarungan yang sangat berkelas, mempertemukan kedua negara yang sangat unggul dari sisi penyerangan maupun pertahanan dan menjadi salah satu momok bagi setiap tim dalam perjalanan mereka membawa pulang trofi itu kenegara masing-masing. 

Piala Dunia 2018 kini sudah kehilangan pemenang 4 tahun silamnya yakni Jerman yang dahulu gugur setelah dikalahkan Korsel dan dipaksa turun ke zona juru kunci.

Argentina yang selangkah lagi mengikuti jejak negara kuat yang gagal mengikuti Piala Dunia benar-benar dibuat setengah mati di fase grup. Mereka memiliki perjalanan yang begitu panjang demi lolos ke pentas dunia ini. 

Permainan mereka terlalu bergantung pada sang megastar yakni Lionel Messi yang berhasil mengantarkan mereka lolos ke panggung dunia ini setelah mencetak hattrick serta mengirim Argentina yang terpuruk di zona tidak aman dengan berputar sekitar peringkat 5 sampai 6 sehingga lolos naik ke posisi ketiga.

Kesedihan mendalam sudah dirasakan oleh tim Tanggo, tampaknya status juara tanpa mahkota yang sudah dirasakan Belanda,kini justru berada di radar Argentina ketika mereka terpaksa menelan 3 kekalahan beruntun di babak final. 

Negara yang menendang Albiceleste di babak final justru melempem di ajang sebenarnya ini serta bahkan tidak lulus yakni Chile. Prancis di sisi lain sudah mengenal peristiwa ini, selepas pergelaran Piala Dunia 2006, yakni 4 tahun setelahnya. Prancis justru kembali menjadi badut dan merasakan flashback serta dejavu 2002 ketika mereka dipermalukan oleh Senegal di partai puncak dan gagal mencetak 1 gol pun ke gawang lawan.

Maknanya, kedua negara ini pernah mengalami masa-masa sulit dan seperti tenggelam menuju kepunahan Sepakbola. Prancis di sisi lain baru mencdapatkan trofi Piala Dunia yakni pada tahun 1998 masa era kejayaan yang luarbiasa dialami oleh negara dengan fashion nomor satu ini. 

Mereka berhasil menghentikan Brazil dirumah mereka sendiri dengan skor 3-0, Zidane menjadi penghancur Brazil yang rumor katanya sang penyerang fantastik mereka yakni Ronaldo de lima justru mengalami keadaan tidak fit sehingga membuat permainan tim samba justru buyar.

Artinya hampir seluruh negara besar pernah mengalami penurunan dan seperti tidak ada apa-apanya lagi dalam bidang Sepakbola. Dalam setiap pergelaran akbar selalu ada nama-nama serta negara besar yang terpeleset dan hanya menjadi badut lelucon saja. 

Tahun 2002 kedua negara ini dipaksa mengemas barang lebih dahulu, Prancis yang datang sebagai jawara bertahan dan tidak harus melewati babak kualifikasi justru menjadi zona juru kunci bersama Uruguay yang notabenennya kedua negara ini diprediksi akan menjadi jawara di grup mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun