Mohon tunggu...
Jie Laksono
Jie Laksono Mohon Tunggu... Wiraswasta - What is grief if not love perseverance?

Ketika kata lebih nyaman diungkapkan lewat tulisan ketimbang lisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Five Stage of Grief Series: Denial

25 Januari 2021   17:50 Diperbarui: 25 Januari 2021   17:58 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Sumber: www.everydayhealth.com

"Enam foto" hitung Riko, yang sudah berjam-jam berkutat dengan handphonenya. Ketika itu sudah jam 2 pagi, besok bukan hari sabtu atau minggu. Tetapi Riko belum berniat menghentikan aktifitasnya. Kamar Riko terlihat gelap, hanya cahaya dari layar handphone yang menyinari muka Riko. Dipan tempat tidurnya, ia geser sedemikian rupa, miring mendekati soket kelistrikan sehingga ia bisa mencharger handphone nya dari tempat tidur.

"Gak, bukan enam foto, tujuh foto cowok ini komentar di foto-foto instagram milik Vina" hitung Riko. Dia kembali menyusuri instagram milik Vina, mencari-cari foto mana lagi di instagram milik Vina yang dikomentari pria ini.

"Baru kenalkah mereka berdua? Kenapa tiba-tiba pria ini komen di banyak foto milik Vina?" batin Riko masih sambil menelusuri satu per satu foto di instagram Vina. Sampai pada foto yang diposting sekitar 2 tahun lalu, foto Riko dan Vina di Kawah Putih, pria itu juga mengkomen foto tersebut.

Seketika Riko bangun dari dipan tempat tidurnya, mengambil laptop dari tas nya. Tampaknya komen pria itu di foto milik Vina dan Riko memicu keingintahuan Riko terhadap siapa jati diri pria itu. Riko membuka browser dan menuju halaman awal instagram. Tetapi ia tidak mengetik email miliknya, tetapi yang ia ketik email milik Vina.

Beberapa saat ia terdiam melihat kolom password, mencoba mengingat-ingat, kemudian mengetik password, tidak berhasil. Tidak menyerah, Riko mencoba password lainnya, juga tidak berhasil. Untuk ketiga kalinya, ia berhasil. Profile Instagram milik Vina berhasil Riko buka.

Dari instagram milik Vina, Riko mengetahui bahwa Vina dan pria itu berkomunikasi sudah cukup intens, selama sebulan terakhir. Riko pun membuka media social lain milik Vina, Facebook dan Twitter. Di kedua media social itupun terdapat percakapan Vina dengan pria itu. Riko juga mengetahui bahwa keduanya berencana bertemu di salah satu kafe di kawasan Dago, Bandung, Jumat malam, minggu ini.

Tidak terasa matahari sudah hampir terbit, adzan shubuh sudah lama lewat. Riko pun tersadar, bahwa ia harus bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Dengan setengah hati ia bersiap-siap, ia masih ingin mencari tahu tentang pria itu, karena dengan menggunakan akun milik Vina, ia bisa melihat postingan media social pria itu.  

***

Sudah hampir 5 jam Riko berada di sebuah kafe di kawasan Dago. Setelah Sholat Jumat tadi, ia langsung berangkat dari kantornya di Kawasan Jakarta Selatan, menuju Bandung kemudian dilanjutkan menuju Dago. Keindahan dan kenyamanan suasana kafe itu tidak dapat dirasakan oleh Riko, ia sibuk melihat pintu masuk kafe, menunggu kedatangan Vina dan pria itu.

Tiga gelas Ice Lemon Tea plus satu gelas Ice Cappucino sudah kosong di hadapannya. Sudah dari tadi sebenarnya ia ingin ke kamar mandi, tapi ia takut melewatkan kedatangan Vina dan pria itu. Karena tidak tahan lagi, Riko menuju kamar mandi yang berada dekat dengan kasir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun