Mohon tunggu...
Muhammad AthaRisky
Muhammad AthaRisky Mohon Tunggu... mahasiswa

mahasiswa universitas pamulang

Selanjutnya

Tutup

Seni

budaya batik

27 Juni 2025   11:20 Diperbarui: 27 Juni 2025   11:14 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Warisan Leluhur yang Mendunia

Kain batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia. Pada tahun 2009, UNESCO menetapkan batik Indonesia sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity. Lebih dari sekadar kain, batik mencerminkan nilai-nilai budaya, filosofi hidup, dan identitas bangsa.

Makna dan Nilai Budaya dalam Batik

Batik tidak hanya menampilkan keindahan estetika, tetapi juga sarat makna. Motif dan corak batik sering kali mencerminkan filosofi kehidupan, status sosial, hingga latar belakang daerah si pemakai. Misalnya:
*Batik Parang melambangkan kekuatan, keberanian, dan perjuangan.
*Batik Kawung mencerminkan harapan agar manusia menjadi seperti buah kawung: bermanfaat dan berguna bagi sesama.
*Batik Mega Mendung dari Cirebon menggambarkan kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi masalah.

Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas batik tersendiri:
*Yogyakarta dan Solo terkenal dengan batik klasik bernuansa coklat dan sogan.
*Pekalongan terkenal dengan batik pesisir yang berwarna cerah dan motif flora-fauna.
*Madura memiliki batik dengan warna kontras dan tegas.
*Papua juga mulai mengembangkan motif batik khas berbasis seni ukir dan budaya lokal.

Kini, batik tidak hanya digunakan pada upacara tradisional, tetapi juga dalam kegiatan sehari-hari dan fashion internasional. Banyak desainer memadukan batik dengan gaya modern dalam busana, tas, sepatu, hingga aksesori.

Studi Kasus

Batik Trusmi di Cirebon

Kampung Batik Trusmi, yang terletak di Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menjadi salah satu sentra batik terkenal di Indonesia. Batik Trusmi sudah dikenal sejak abad ke-17, berkembang dari pengaruh budaya Keraton Cirebon dan Islam.

Meski populer, industri batik Trusmi pernah mengalami tantangan serius:
*Persaingan dengan batik printing dan batik impor murah dari luar negeri.
*Kurangnya regenerasi perajin batik tulis, karena generasi muda lebih memilih pekerjaan di luar industri tradisional.
*Krisis pandemi COVID-19 memperparah kondisi usaha kecil-menengah (UKM) batik yang tergantung pada pariwisata dan kunjungan langsung.

Strategi dan Solusi nya
1.Digitalisasi dan e-commerce: Banyak pengrajin mulai memasarkan batik lewat platform online seperti Tokopedia, Shopee, dan Instagram.
2.Pelatihan generasi muda: Pemerintah daerah dan LSM mengadakan pelatihan membatik bagi anak muda agar regenerasi tetap berjalan.
3.Inovasi desain: Desainer lokal berkolaborasi dengan pembatik untuk menciptakan motif baru yang modern namun tetap mencerminkan kearifan lokal.
4.Wisata edukasi batik: Trusmi tidak hanya menjadi tempat produksi, tetapi juga destinasi wisata edukatif di mana pengunjung bisa belajar membatik langsung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun