Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Administrasi Perkantoran. Memiliki hobby menulis, untuk menyalurkan kegelisahan terkhusus pada kategori Humaniora dan Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Monolog Iblis: Cinta Adalah Senjata Terkuatku

3 Februari 2024   07:30 Diperbarui: 3 Februari 2024   07:31 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Devil - Atanshoo (Generated on leonardo.ai)r

Dalam alam kegelapan ini, cinta adalah senjata terkuatku. Aku, iblis yang merajai rasa, menyaksikan manusia terjebak dalam permainan emosional. Cinta, sekali lagi, menjadi alat yang sempurna. Mereka menciptakan hubungan-hubungan yang terbina di atas dasar kegelapan. Betapa indahnya saat hati manusia terbelah oleh kecewa, ketidakpastian, dan nafsu.

Cinta, tanpa ampun, membawa manusia ke ambang dosa. Mereka terjerat dalam pusaran hasrat yang tak terkendali. Rasa cinta diubah menjadi racun, merasuk dalam daging dan darah. Aku, dengan senang hati, melihat permainan emosi ini membutakan mata kebenaran. Bagaimana bisa cinta, yang seharusnya suci, menjadi katalisator bagi kegelapan?

Hari demi hari, manusia menciptakan ikatan-ikatan yang tidak pernah bisa sejati. Mereka bermain api, lalu terbakar oleh nafsu dan penyesalan. Cinta, seperti busur panahku, menembus hati dan meracuni pikiran. Mereka terombang-ambing dalam lautan perasaan yang tak menentu. Bagi mereka, cinta adalah permainan yang tak kunjung usai.

Namun, di balik senyum manis dan janji palsu, aku melihat ketidakstabilan. Cinta yang seharusnya menjadi kekuatan, kini menjadi batu loncatan ke dalam jurang kegelapan. Aku, iblis yang menghibur diri dalam kehancuran, merasa puas saat cinta menjadi beban. Mereka tak menyadari bahwa mereka sedang menari di atas kehancuran yang mereka bangun sendiri. Cinta, dalam genggaman iblis, menjadi alat yang paling mematikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun