Mohon tunggu...
Astralastra
Astralastra Mohon Tunggu... Daur baur

Manusia merdeka

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Remang remang suara

25 Agustus 2025   21:30 Diperbarui: 2 September 2025   22:59 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Ahmet Yksek : https://www.pexels.com/id-id/foto/pemandangan-perahu-yang-tenang-di-danau-musim-dingin-yang-berkabut-31720940/

.

Remang remang suara

Membisikan kalimat duka

Tentang keindahan yang tak bertahan lama

Yang menyelimuti relung terdalam manusia

.

Ayat ayat pertama 

Keindahan tak selamanya berbunyi

Adakah jemari yang tak lelah membelai

Segala macam cerita yang mengapung di udara ?

.

Ayat ayat kedua

Kesunyian tak selamanya menyamarkan sepi

Menenun setiap inci kebetulan yang fana

Seperti ingatan-ingatan yang perlahan mati

.

Ayat ayat ketiga 

Terkadang manusia perlu merenungi setiap ricik suara

Seperti tentang bagaimana cara menghayati doa-doa

Dalam memahami setiap kurun waktu yang terkadang mendera

.

Dan ayat keempat hingga kelima 

Memuat nafas yang utuh dalam cerita 

Adakah suara, bunyi, dan kenikmatan dalam mencintai 

Membagi perasaan manusia untuk senantiasa mengingat yang telah lama hidup dan mati ?

.

Dan apabila dirimu mencari arti rindu

Peluklah lebih dalam semua konsonan itu

Tak ada yang lebih mengenalmu lebih dari waktu 

Tak ada lagi yang mengingat diriku selain dirimu

.

Di luar gagasan tentang kesalahan

dan kebenaran, ada sebuah ladang.

Aku akan menemuimu di sana.

Ketika jiwa berbaring di rerumputan itu,

dunia terlalu penuh untuk dibicarakan.                                           Jalal ad-Din Muhammad ar-Rumi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun