Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Saling Berbagi Membangun Sinergi

20 Oktober 2011   10:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:43 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka masih anak-anak, bersepeda mini, berlima. Terdengar omongan serius dari salah satu dari mereka. Entah apa. Tetapi mengejutkan tanggapan teman-teman mereka: Gapapa. Semangat semangat, tetap semangat.

Tak habis pikir dari pagi tadi hingga siang hari: apa pembicaraan anak-anak itu? Sayang saya tidak menangkap awalnya, tetapi mengherankan : Gapapa, semangat, semangat, tetap semangat. Dari mulut anak-anak. Saya kira paling tua berumur 10 – 12 tahun. Mereka tak kukenal, saat itu mereka lewat depan rumahku.

Yang seorang diberi semangat oleh seorang yang lain dan di dukung teman-teman yang lain. Saya tidak tahu permasalahan mereka. Saya menjadi teringat:dibanyak pertemuan anggota dan kader organisasi baik organisasi politik maupun organisasi ekonomi: mereka menggantikan salam Selamat Pagi, Siang, Malam mereka dengan kata Semangat Pagi dst. Salam Semangat seperti itu sering terbaca pula di Fb. atau koment di Kompasiana.

Lebih jauh lagi sering kita dengar basa basi sapaan saat pertemuan antar dua insan, anak Adam Eva :“Doakan saya, ya….”Ungkapan ini benar merupakan ungkapan niatan mau mendoakan atau sekedar basa basi sapaan. Tetapi seandainya itu benar-benar dilaksanakan oleh yang bersangkutan, akan terjadi tiga pihak terhubung. Pendoa, Tuhan, dan Yang didoakan. Demikian juga sebenarnya kita-kita yang selalu berkata Assalamalaikum, warohmatullah, wa barakatuh.

Sejauh manakah buah, dampak, hasil dari tegur sapa insan-insan yang disebut manusia itu ??? Apa yang terjadi sebenarnya disana ???

Apakah disaat salam itu diucapkan, dorongan semangat diberikan, doa diungkapkan, semua langsung terjadi seperti ucapan kita ? Kalau jawabnya tergantung pada iman seseorang, selesailah sudah menjadi renungan iman saja. Tetapi dalam komunikasi dan interaksi antar kita bisa saja terjadi adanya hubungan langsung secara phisik dan bias saja hubungan pribadi batiniah yang disimbolkan lewat kata-kata dan isyarat lainnya.

Manusia sebagai pribadi mandiri memang terdiri dari yang rohani dan yang badani. Badan pada hakekatnya menjadi dasar komunikasi antar pribadi. Badan yang membuat kita melihat siapa seperti apa persona yang lain daripada kita itu. Hubungan antar persona terwujut dan dilaksanakan lewat badan kita. Dan itu hubungan seutuh dikehendaki persona itu. Maka semangat yang bersifat rohani bisa saja tersalurkan lewat komunikasi badani dan atau symbolic dengan kata-kata atau isyarat itu. Maka doapun secara spontan bisa dilakukan dan secara serta merta bisa terwujut, maka bila Tuhan menghendaki bisa juga dikala itu terkabulkan.

Nah kalau salam semangat dan doa bisa mewujutkan realisasi sabda manusia dan Sabda Tuhan, apalagi kalau kita berbagi pengalaman, berbagi pengetahuan, berbagi benda milik kita dengan orang lain tentu terwujut suatu potensi energi yang dipersatukan digabungkan dan syinkronkan menjadi synergi yang luar biasa. Singkatnya marilah kita saling berbagi untuk membangun synergi. Seperti saya alami di Desa Rangkat Kompasiana serta fbnya. Selamat Berulang Tahun. !!!!! SALAM BAHAGIA.....

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun