Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nilai-nilai dan Pilihan

20 Juli 2022   13:50 Diperbarui: 20 Juli 2022   16:57 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

9. Kepuasan, Contenment

10.Kebijaksanaan, Wisdom

11. Syukur, Gratitude

12. Baru sampai pada ketenangan, ketenteraman, Serenity

Pertanyaannya :  Mengapa ? Ketenangan menjadi target akhir ?  Menjadi nilai paling mulia ? paling penting, paling indah.? paling sulit diperoleh? Atau itu nilai untuk orang tua yang tidak lagi bisa bersuka cita, mencari pengalaman baru, dan pelbagai aktivitas ? Dan sebaliknya orang muda cari dulu pangalaman aktivitas penuh kesadaran berbela-rasa dst. Apa demikian ? Ketenangan itu apa?.kondisi macam apa?  nilai macam apa ??

Pemetaan masalah. Menjawab pertanyaan-pertanyaan itu tentu tidak sembarangan melangkah, pertama karena dikaitkan dengan nilai, keutamaan, sifat, kondisi yang membentuk kepribadian orang (personal branding). Kedua menyentuh nilai nilai yang obyektif, normatif, tetapi juga relatif dengan adat istiadat, kebiasaaan masyarakat, tradisi keluarga dan pribadi. Ketiga juga terkait dengan usia, profesi, kedudukan sosial, dan kondisi pribadi yang sedang mau mengambil pilihannya.

Sebuah buku yang mirip, hampir sejalan bentuk sajiannya.: Karya Iman Budhi Santosa, yang berjudul : "Kitab Nasehat Hidup Orang Jawa," , Pnb. Dipta, Yogyakarta 2013. Bila Anne Smyth dkk menghitung 365 hari 12 bulan, dan setiap kalimat sarannya secara ilmiah dipertanggung jawabkan, Iman Budhi Santosa mengemukakan 13 bab sesuai perspektif kehidupan, dengan masing masing kira-kira 10 buah materi "peribahasa-nasehat" yang dikumpulkan dari "tradisi Jawa yang masih relevan sebagai landasan sikap dan perilaku, bahkan mempunyai kekuatan spiritual untuk menangkal pelbagai intervensi negatif dalam kehidupan hingga saat ini" (0pcit. halaman 5)

Sebut saja perspektif kehidupan disini diantaranya: Etika dan Tatakrama Pergaulan; Hukum Keadilan dan Kebenaran; Kepercayaan dan religiositas. Sebagai orang Jawa sebenarnya saya boleh menjadi saksi semua itu, terlebih bahwa banyak peribahasa nasehat itu sangat diwarnai keimanan sehingga nasehat baik itu sulit dilepas dari sifat Percaya kepada Tuhan dan PenyelenggaraanNya......

Maka mendekat dengan jawaban pertanyaan tentang ketenangan dan ketenteraman jiwa dari Anne Smyth dkk lagi lagi sebagai pribadi jawa. pemaknaan saya menjadi sebagai berikut :

(satu) Orang Jawa harus selalu "Eling Sangkan Paraning Dumadi" - Ingat akan Asal muasal dan Tujuan Kehidupan,  dan memegang Prinsip yang pragmatis: Siji Pesthi, (hidup atau mati) Loro Jodho,(pasangan hidup) Telu Wahyu,(panggilan) Papat Kodrat, (kemanusiaan);Lima Bandha.(kaya/miskin) Manusia harus Berusaha tetapi Ketetapan Pasthi ditanganNya. Sebab Tuhan Tidak Tidur. "Gusti ora sare".

(dua) Cita-cita Kehidupan menjadi tergantung pada Prinsip, garis kehidupan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun