Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjawab Keraguan dan Kejenuhan Hidup

28 Juni 2021   16:27 Diperbarui: 28 Juni 2021   16:47 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses Kejadian dimulai selalu dengan Peristiwa, yang dialami manusia dan menjadi pengalamannya. Pengalaman di timbang nalar rasa dan segenap aneka pengalaman sebelumnya serta daya upaya energi yang dimiliki. Selanjutnya dibuat sikap manusia, serta pelbagai respon/jawab manusia terhadap Peristiwa dan pengalamannya itu. Respon yang terutama dan menentukan sikap selanjutnya adalah temukan Kepastian untuk Keputusan. Dengan keputusan dilanjutkan dengan respon tindakan atau pelaksanaan keputusan..

Disitu tampak titik kritis ada pada  1 temuan kepastian terhadap makna dan kebenaran pengalaman 2.pengambilan keputusan berdasarkan kepastian.3. eksekusi / pelaksanaan keputusan.

Kepastian mempunyai tingkat mutu : Mutlak benar pasti lengkap, selamanya, atau Relatif,bersyarat, selama syarat terpenuhi, waktunya,tempatnya kondisinya.

Keputusanpun bisa ada tingkat mutu : Keputusan yang tegas, dengan keharusan, sekarang ataupun menunggu pada saatnya terpenuhi syaratnya. Atau memang tanpa ragu dengan keputusan untuk diam tidak merespon dengan perbuatan.

Pelaksanaan tindakan dilihat dari sudut pandang keputusan, bisa dinilai ada yang mendesak ada yang santai, ada yang sekaligus, ada yang menunggu setelah kondisinya sesuai yang diputuskan.

Pelaksanaan keputusan sebagaimana perbuatan lainnya seperti reaksi spontan pun ada dampaknya. Dampak ini sangat sering sudah menjadi bahan praduga untuk keputusan. Praduga terhadap dampak biasanya sangat mempengaruhi kepastian dan keputusan


Melihat lebih dalam, Melihat lebih positip

Tetap berdasarkan dari kehidupan nyata disini saya mencatat tiga potret kehidupan teman dekat saya sendiri. Dalam sekitar empat tahun mengikuti undangan bergabung dalam grup Whatsapp teman teman alumni SMA, saya melihat warna dari kehidupan mereka rata-rata. Usia teman teman itu menurut hitungan dari paling muda 40 th hingga 85 th.Tetapi tampaknya yang aktif mereka sekitar usia 60 hingga 75. Mereka tampak berprestasi, sukses dan tinggi atau kuat semangat hidup nya. Aktivitas dan posisi mereka didalam masyarakat menonjol, dan bagi yang sudah purna tugas tidak tampak teman yang jadi orang tercampak.

Saya membandingkan pula seorang tetangga bernama Samijo pulang dari Jakarta pada tahun 1975 putus asa karena mencoba hidup di Jakarta tidak merasa sukses. Pulang kampunglah dia. Tetapi ketika abang saya menengok kami, tampak oleh Samijo abang ini orang Jakarta dan anggota ABRI, membawa kendaraan sendiri.. 

Timbul keinginan Samijo untuk ikut Abang, dan kembali kerja di Jakarta. Runding dan runding ada kesediaan Abang untuk membawa Kang Samijo menjadi pembantu Abang. Dengan syarat, tidak minta dipulangkan bila sudah diJakarta dan bersedia bekerja apa adanya. Ternyata ada tekad dan ada penjamin membuat Samijo bekerja kembali diJakarta, dibantu Abang dia menjadi karyawan sipil di instansi Abang itu. Pada tahun 2013 Samijo pulang kampung dengan isteri dan tiga anaknya. Samijo berani dan bertekat kerja di Jakarta kembali setelah sebelumnya gagal, akhirnya berhasil dengan tekad dan penjamin.

Seorang Alumni SMA tersebut dimuka yang kukenal benar bersaksi di suatu pertemuan reuni sejak lepas dari bangku kuliah dan sertifikat apapun tidak diterimakan karena dia melanggar disiplin berat. Dia dua tahun merangkap kuliah diPT lain. Selanjutnya dia jadi wartawan handal dan sukses hingga purna tugas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun