Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Setia dan Konsisten Vs Perubahan

30 November 2018   21:21 Diperbarui: 30 November 2018   21:28 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dan dengan perbuatan perbuatan yang berkelanjutan akan juga memupuk kesetiaan dan Kasih setia. Dan karena itu pula cinta kasih terbukti merupakan kebaikan yang bernilai. Dan kesetiaan atau kasih setia itu adalah nilai yang paling baik. Contoh sebaliknya untuk ini : Justru saya bertanya tanya visi yang bagaimana kalau perpecahan keluarga menjadi sajian rutin di stasiun TV tertentu dalam bentuk synetron.

Sebaliknya lagi para moralis mengecam habis habisan sifat kemelekatan. Kemelekatan memang sejenis kesetiaan dan konsistensi tetapi terhadap hal yg tidak prinsip, kurang disadari cenderung merugikan,egois,dan tertutup. 

Bentuk kemelekatan dalam bidang hobby, bisa menunjang kesehatan,seperti hobby olahraga. Kemelekatan dibidang makanan dan minuman bisa jadi merugikan kesehatan, seperti obat-obatan diluar kontrol dokter, juga disini rokok menjadi catatan utama.  

Konsistensi dan kemelekatan dibidang ide gagasan, wawasan yang nyata dimuka umum dinilai salah, bisa membuat orang berpola pikir fanatik dan tertutup. Padahal pola pikir  dan kemelekatan yang berbau kognisi dan afeksi ini menurut beberapa psokolog sungguh bisa sangat mempengaruhi mood, mindset, dan akhirnya karakter dan kehidupan seseorang.(https://dosenpsikologi.com.)

Maka seorang pembina spiritual J.Sudriyanto SJ menulis dalam salah satu bukunya bahwa bahkan kepuasan-kepuasan batiniah beribadat pun sungguh hanya sampai kepada pemuasan diri (Ego) Ego yang halus itu terjebak pada Diri sendiri yang kendati menelusuri jalan kepada Tuhan, tidak mampu move-on. Ego tidak dapat melepaskan diri dari hal hal seperti ilusi cinta, kelekatan pada keinginan bukan kebutuhan, konflik batin, ketakutan akan dosa, libido, rasa tidak aman (terancam fisik maupun psikologis), ketegangan hubungan, dll. 

Kontroversi Kesetyaan (Konsistensi) dan Perubahan (move-on)  J.Sudaryanto menawarkan gagasan Jalan lewat Pencerahan. Pencerahan di upayakan melalui kecerdasan spiritual ditopang Keheningan dan Doa. Dan move-on yang diperoleh adalah Transformasi Ego Hal ini pernah kutulis disini : https://www.kompasiana.com/ astokodatu/5b2b1aed5e13736e6f459692/move-on-dan-transformasi-ego

Dalam pembelajaran permenungan ini dimana sudah memasuki halaman keberimanan, maka saya memperoleh kesimpulan ini fenomenologis saja: 1.Orang setia, tekun dan disiplin akan move on dalam dan oleh sistem berproses alami dgn Faktor X nya. 

2.Kemelekatan, khususnya secara kognitip dan afektif membuat hambatan move-on gaya Transformasi Ego.

Demikian permenungan saya, tolong terima salam hormat saya, dengan penuh terima kasih saya atas kesediaan pembaca yang budiman.,

Ganjuran, 30 November 2018

Emmanuel Astokodatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun