Ada teman mengatakan bahwa media masa blok terbuka bersama itu seperti pasar atau gardu ronda atau perjalanan dikereta api dalam berrelasi berkomunikasi berteman dan bertegur sapa. Ada orang yang aktif berkomunikasi dengan bebas berkata kata. Ada yang sekedar memperhatikan. Tetapi yang jelas disana ada faktor keberuntungan setiap siapa dengan siapa kita berteman. Kadang bisa memilih (memang bisa) tetapi juga kita kadang terjebak kedalam pertemanan yang kurang pas, sehingga di Facebook ada istilah unfriend, melepas pertemanan.
Tetapi juga tidak tertutup kemungkinan seleksi alami dalam pertemanan membawa kearah persahabatan dalam banyak bentuk. Ada teman yang mendapatkan jodoh, lewat media sosial ini bermuara dalam pernikahan. Ada yang rupanya sengaja mencari jodoh dan menyatakan diri statusnya, lajang/menikah, berhubungan tanpa status dan lain lain.
Persahabatan yang berdasarkan pada rasa cinta adalah kebiasaan pada pembicaraan sosial yang biasa kita fikirkan. Tetapi bisa kita amati bahwa ada yang lebih juga adanya pengelompokan berdasarkan minat atau pertemanan masa lalu misalnya grup penulis Kompasiana, grup hoby dari daerah tertentu, grup alumni sekolah. Saya sendiri mempunyai banyak grup diantaranya grup keluarga. Saya bertanya2 sebenarnya defakto grup politik itu di media masa ini apakah tidak memberi dampak negatip ? Dan grup agama juga lain lagi bahasannya.
Dengan dasar pemikiran sederhana dan event atau peristiwa tersembunyi di sudut sudut media masa sebenarnya kita bisa ikut berbagi nilai. Semua itu terpapar singkat diatas. Bukan gebyarnya entertaimen panggung megah, hanya disudut Facebook dan Kompasiana itu yang memang sebenarnya semakin megah juga.
Dari uraian diatas saya hanya ingin menyatakan bahwa dimedia sosial saya dapat menjalin dan membangun Persahabatan, untuk kerukunan nasional juga biar dalam bentuk sederhana dan kecil lingkupnya Dengan bahasa universal membagikan nilai kebersamaan dan nilai moral universal lintas batas kotak kotak intoleransi.
Maka tolong terima salam hormatku dan terima kasihku untuk Pembaca yang terhormat dari saya
Ganjuran Yogyakarta, April,30, 2018. Emmanuel Astokodatu.