Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membangun Persahabatan

30 April 2018   09:19 Diperbarui: 30 April 2018   10:14 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pentingnya penggunaan bahasa yang benar lagi baik atau budi bahasa.:

1. Maksud baik kita dipahami, diterima dengan benar lagi baik juga.

2. Menghindarkan kesalah pahaman

3. Meningkatkan martabat bersama, saling menghargai.

Kapan kesempatan itu tiba, dimana penggunaan bahasa yang benar lagi baik itu menjadi perhatian pembicara/penulis.:

a. Setiap kali dalam waktu kita mau membangun silaturahmi.

b. Setiap kali kita harus berbicara/menulis didepan umum, yang formal, yang pada umumnya pendengar/pembaca tidak dikenal satu persatu.

c. Setiap kali kita hendak menyampaikan berita, opini, motivasi bagi pendengar/pembaca dengan pelbagai penganut agama yang berbeda.

Beberapa waktu terakhir saya menulis status di Facebook yang berbunyi : Asyiik baca2 status/kiriman teman2 melihat relung relung hati aneka ada getar hati sendiri. Banyak merespon dan teman berpendapat dengan refleksi statusnya sendiri dan ada yang mengupas aspek aspek status saya itu, seperti makna "getar hati sendiri"

Sehari sebelumnya saya memancing respon atau mengundang untuk berrefleksi dengan kata kata ini :  Bagaimana hasrat perjuanganmu: seperti pemburu kijang, atau petani memupuk padi, atau seperti ibu hamil menanti kelahiran?  Juga banyak respon diberikan tetapi saya sendiri sangat menghargai yang memilih ketiganya. Dalam hidup ini memang tiga figur itu bisa kita hayati atau bersamaan dua atau ketiganya mengingat sikon dan proses kehidupan kita.

Saya menyampaikan ungkapan yang di Facebook diistilahkan status merupakan upaya membahasakan mengkomunikasikan isi hati sendiri dalam ingin berbagi hati dalam berteman dengan siapa saja.

Ada teman mengatakan bahwa media masa blok terbuka bersama itu seperti pasar atau gardu ronda atau perjalanan dikereta api dalam berrelasi berkomunikasi berteman dan bertegur sapa. Ada orang yang aktif berkomunikasi dengan bebas berkata kata. Ada yang sekedar memperhatikan. Tetapi yang jelas disana ada faktor keberuntungan setiap siapa dengan siapa kita berteman. Kadang bisa memilih (memang bisa) tetapi juga kita kadang terjebak kedalam pertemanan yang kurang pas, sehingga di Facebook ada istilah unfriend, melepas pertemanan.

Tetapi juga tidak tertutup kemungkinan seleksi alami dalam pertemanan membawa kearah persahabatan dalam banyak bentuk. Ada teman yang mendapatkan jodoh, lewat media sosial ini bermuara dalam pernikahan. Ada yang rupanya sengaja mencari jodoh dan menyatakan diri statusnya, lajang/menikah, berhubungan tanpa status dan lain lain.

Persahabatan yang berdasarkan pada rasa cinta adalah kebiasaan pada pembicaraan sosial yang biasa kita fikirkan. Tetapi bisa kita amati bahwa ada yang lebih juga adanya pengelompokan berdasarkan minat atau pertemanan masa lalu misalnya grup penulis Kompasiana, grup hoby dari daerah tertentu, grup alumni sekolah. Saya sendiri mempunyai banyak grup diantaranya grup keluarga. Saya bertanya2 sebenarnya defakto grup politik itu di media masa ini apakah tidak memberi dampak negatip ? Dan grup agama juga lain lagi bahasannya.

Dengan dasar pemikiran sederhana dan event atau peristiwa tersembunyi di sudut sudut media masa sebenarnya kita bisa ikut berbagi nilai. Semua itu terpapar singkat diatas. Bukan gebyarnya entertaimen panggung megah, hanya disudut Facebook dan Kompasiana itu yang memang sebenarnya semakin megah juga.

Dari uraian diatas saya hanya ingin menyatakan bahwa dimedia sosial saya dapat menjalin dan membangun Persahabatan, untuk kerukunan nasional juga biar dalam bentuk sederhana dan kecil lingkupnya Dengan bahasa universal membagikan nilai kebersamaan dan nilai moral universal lintas batas kotak kotak intoleransi.

Maka tolong terima salam hormatku dan terima kasihku untuk Pembaca yang terhormat dari saya

Ganjuran Yogyakarta, April,30, 2018. Emmanuel Astokodatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun