Di tengah dinamika kesibukan sebagai aktivis organisasi, menjaga kebiasaan hidup sehat sering kali menjadi tantangan tersendiri. Rapat hingga larut malam, agenda yang bertumpuk, hingga komunikasi intensif di grup WhatsApp membuat tidur malam menjadi aktivitas yang sering dikorbankan. Padahal, tidur lebih awal bukan hanya rutinitas anak-anak. Ia adalah kebiasaan baik yang layak dijaga oleh siapa pun, terutama oleh para aktivis organisasi yang mengemban peran strategis dalam masyarakat.
 Kebiasaan Tidur Lebih Awal adalah Pilar dari Generasi Hebat
Salah satu dari Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah adalah memiliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas. Kebiasaan ini mengajarkan anak untuk mengenali pentingnya waktu istirahat dan keseimbangan antara aktivitas dan pemulihan energi.
Namun ironis, seiring bertambahnya usia dan bertambah pula peran dalam organisasi maupun masyarakat, banyak dari kita justru abai terhadap kebiasaan yang satu ini. Tidur dini dianggap tidak produktif, bahkan kadang disamakan dengan malas. Padahal, menjaga waktu tidur yang cukup sejak malam justru menjadi dasar utama agar produktivitas esok hari lebih optimal.
 Pandangan Ahli Kesehatan: Tidur Bukan Sekadar Istirahat
Para ahli kesehatan secara konsisten menegaskan bahwa tidur bukan sekadar waktu untuk 'berhenti beraktivitas', melainkan fase penting dalam proses regenerasi sel tubuh, pemulihan organ, serta keseimbangan hormon.
Dr. Lula Kamal, seorang dokter sekaligus edukator kesehatan yang cukup dikenal publik, pernah menyampaikan bahwa tidur malam yang baik akan meningkatkan daya tahan tubuh, memperbaiki metabolisme, serta menjaga kesehatan mental. Sementara menurut National Sleep Foundation, orang dewasa memerlukan 7 jam tidur berkualitas setiap malam, dan waktu terbaik untuk mulai tidur adalah antara pukul 20.00--22.00, saat kadar hormon melatonin alami tubuh sedang meningkat.
Beberapa studi ilmiah yang diterbitkan di jurnal Sleep Health juga mengaitkan kebiasaan begadang dengan peningkatan risiko hipertensi, obesitas, gangguan suasana hati, dan penurunan fungsi kognitif. Artinya, produktivitas yang dikejar dengan mengorbankan tidur bisa jadi justru memukul balik dalam bentuk penurunan performa fisik dan intelektual di kemudian hari.
Tidur Lebih Awal, Menjaga Kualitas Hidup Aktivis Organisasi
Bagi aktivis organisasi yang sering menjadi tulang punggung gerakan sosial, menjaga kebiasaan tidur lebih awal berarti menjaga keberlanjutan peran mereka dalam jangka panjang. Aktivisme yang berdampak bukan sekadar ditentukan oleh semangat dan visi, melainkan juga oleh stamina, kejernihan berpikir, dan emosi yang stabil. Semua ini sangat bergantung pada kualitas istirahat yang cukup.