Mohon tunggu...
Asrul Sani Abu
Asrul Sani Abu Mohon Tunggu... Author | Entrepreneur | Youtuber

Seorang penulis buku, pujangga, dan novelis serta pebisnis yang telah melahirkan berbagai karya inspiratif. Aktif membagikan ilmu dan pemikirannya melalui kanal YouTube SANI TV Indonesia, serta melalui artikel dan buku-buku bertema manajemen, literasi, dan spiritualitas. Di dunia profesional, Asrul menjabat sebagai Direktur Jasa Transportasi di Kawasan Pelabuhan. Ketua Bidang Hubungan Internasional APINDO Sulawesi Selatan, Ketua Bidang Transportasi AUMI Jakarta, serta pengurus ALFI (Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia) wilayah Sulawesi Selatan dan Barat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Kita | Asrul Sani Abu

27 November 2024   11:34 Diperbarui: 27 November 2024   14:17 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Kita Asrul Sani Abu/dokpri AI.

PUISI KITA. 

Karya Asrul Sani Abu

Makassar, November 2024. 

Hari ini, aku dan engkau kembali bersama. 

Kita memulai langkah sejak mentari bersinar

Meniti mimpi, harapan dan cita

Meraih cinta yang dulu kita bina. 

Puisi ini, untuk kita bersama. 

Melepas segala ego dan kekesalan

Melepas segala beban dan kepahitan

Menggapai cahaya yang selalu didamba. 

Puisi dari kita untuk kita. 

Ditulis dari perjalanan desa ke kota

Dari luka hingga perasaan gembira

Dari tangisan, peluh hingga air mata bahagia. 

Puisi ini, untuk melupakan kesendirian

Menghiraukan cibiran bahkan kebencian

Menuliskan cinta dari pemilik semesta

Membangunkan singgasana, hingga burung berkicau riang. 

Puisi ini, untuk kebahagiaan hati dan jiwa kita.

Memutus mata rantai hinaan dan kedengkian. 

Menggali ladang, memanen anugrah 

Menemukan jalan terbaik kembali padaNya. 

Resensi dan Makna di Balik Puisi "Puisi Kita" Karya Asrul Sani Abu

Puisi Puisi Kita karya Asrul Sani Abu adalah sebuah refleksi mendalam tentang perjalanan hidup, cinta, dan kebersamaan. Ditulis dengan gaya khas yang penuh emosi dan kehangatan, puisi ini memadukan pengalaman pribadi dengan universalitas nilai-nilai kemanusiaan, menjadikannya relevan bagi pembaca dari berbagai latar belakang.

Resensi:

Puisi ini dibangun dalam narasi kebersamaan, memperlihatkan perjalanan dua insan yang kembali merajut mimpi dan cita-cita setelah melalui berbagai tantangan hidup. Asrul menggunakan diksi sederhana tetapi penuh makna untuk menggambarkan perjalanan emosional dari kesendirian menuju harmoni. Dari "luka hingga perasaan gembira," ia menunjukkan transformasi jiwa yang meninggalkan kepahitan dan menggantinya dengan harapan dan cahaya.

Dalam puisi ini, ada harmoni antara elemen perjuangan, cinta, dan spiritualitas. Kalimat seperti "menuliskan cinta dari pemilik semesta" menunjukkan bagaimana cinta yang tulus dan keberkahan ilahi menjadi pusat kehidupan. Selain itu, Asrul mengajak pembaca untuk melepaskan ego dan kepahitan, menjadikan puisi ini sebuah ode terhadap kedewasaan emosional dan kebijaksanaan hidup.

Makna di Balik Puisi:

1. Kebersamaan dan Rekonsiliasi:
Puisi ini menggarisbawahi pentingnya memperbaiki hubungan dengan orang terdekat, mengesampingkan ego, dan fokus pada kebahagiaan bersama. Hal ini menjadi pesan mendalam bahwa hidup yang indah adalah yang dirajut bersama.

2. Transformasi dan Pertumbuhan:
Perjalanan dari "desa ke kota," "luka ke gembira," dan "kesendirian ke kebahagiaan" melambangkan perubahan besar dalam hidup. Ini adalah cerita tentang mengatasi rintangan dan menemukan kedamaian melalui proses yang penuh makna.

3. Spiritualitas dan Kebahagiaan Jiwa:
Ada pesan spiritual yang kuat dalam puisi ini, mengajak pembaca untuk kembali kepada Sang Pencipta sebagai sumber kebahagiaan sejati. Kalimat "menemukan jalan terbaik kembali padaNya" menunjukkan inti dari perjalanan manusia—mencari ketenangan dalam hubungan dengan Tuhan.

4. Optimisme dan Harapan:
Puisi ini menginspirasi pembaca untuk melihat ke depan dengan harapan, menggambarkan bahwa kebahagiaan adalah hasil dari keberanian untuk melupakan masa lalu dan merangkul masa depan dengan hati terbuka.

Puisi Kita adalah cerminan universal tentang cinta, perjuangan, dan kebahagiaan. Dengan bahasa yang lugas namun menyentuh, Asrul Sani Abu mengingatkan kita tentang pentingnya membangun kebahagiaan bersama, meninggalkan luka lama, dan merayakan cinta serta rahmat yang kita temukan di sepanjang perjalanan hidup. Puisi ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pencerahan, menjadikannya karya yang menginspirasi bagi siapa saja yang membacanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun