Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rasa Itu Tetap Ada

15 Februari 2020   23:52 Diperbarui: 15 Februari 2020   23:51 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Roda mobil ini terus melaju semakin dekat

Suara mesin gergaji kayu terdengar

Dari kaca mobil, sosok itu terlihat jelas

Kenapa menatapmu  selalu ada bulir yang mengambang di ujung mataku.

Aku tak ingin mendekat, biarkan aku menatapmu di balik kaca mobil

Adakah kau rasa dua mata yang menatapmu dalam

Tidakkah kau sadari bahwa aku hadir di pelataran mu

Belasan tahun kau masih seperti dahulu

Namun guratan lelah mu tergambar jelas

Menua sebelum usia

Bahkan peluh mu tak ada yang menghapusnya

Inikah cinta?

Inikah sayang?

Pengorbanan yang tak kunjung usai!

Penantian pun tiada arti!

Ketika aku tepat di muka mu

Mata itu mata yang penuh menyimpan kepedihan

Mata yang selalu berbicara tentang hatimu, namun aku tak berani berandai

Karena lara ku telah berteman

Lukaku ada yang mengobati

Senyumku pun ada yang menikmatinya

Sedihku ada yang menemani

Tapi, kau tetap dalam kesunyian

Kau tetap dalam penantian panjang 

Lukamu tak ada yang mengobati

Sikap dingin mu pada kaumku berujung nestapa

Dalam diam mu cinta itu terus tumbuh

Bahkan tak seorang pun kau izinkan untuk memilikinya

Katamu biarkan rindu itu ada

Biarkan cinta itu bersemayam dalam kalbu

Karena tak akan pernah tergantikan.

Jarak membuat sunyi, kaku dan bisu

Namun ketika dua bola mata menatatap

Rindu itu menepis lara

Sayang itu menerpa jiwa.

Membiarkan senyummu mengembang

Membiarkan canda mu terburai

Membiarkan matamu menatap lekat

Wanita yang kau jaga kehormatannya.

Karena semua akan berlalu seiring waktu

Perjumpaan sedetik tak menyelaraskan penantian bertahun tahun

Kubiarkan  kau menyendiri karena ku tahu ruang itu telah terkunci.

Namun rasamu akan tetap tersimpan

Karena aku memahami gerakan  bola matamu.

Salahkah aku?

Tak mungkin aku menyakiti hatimu kembali.

Teruntuk sahabat kecilku, buka lebar pintu hatimu agar mampu menerima pengganti yang kau cintai dalam diam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun