Dalam kesendirian mu melewati hari dari jingga yang menghilang hingga jingga kembali. Perputaran waktu tak kau hiraukan lagi, asik  menenggelamkan diri di antara kayu kayu yang menanti kau ukir
Betapa besar rasa mu hingga kau korbankan hatimu. Sebegitu besar cinta mu hingga kau ikhlas melihat bahagianya. Begitu besar hati mu melepas rasa sayang agar dia mampu memberi kasihnya
Berpuluh purnama kau lewati dalam kesendirian. Tanpa ada yang merawat mu tak kalah sakit menyerang mu. Senyum dan canda mu bagai dua mata pisau
Kau tak mengubur cinta mu,  kau tak hanyut kan sayang, rasa, hati dan pikiranmu  tapi kau tetap menyimpan di kedua bola matamu.Â
Katamu " Melihat kau bahagia itu lebih dari cukup,"
Aku pedih ketika pilihan itu tetap kau pertahankan. Hingga akhir tahun ini kau tetap sendiri.
Palembang, 1512019