Mohon tunggu...
Asmara Dewo
Asmara Dewo Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pendiri www.asmarainjogja.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Terimakasih Maha Hidup

9 Mei 2015   21:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:12 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mata kita teduh melihat awan berarakan

Kala surya menyengati kulit hitam legam

Mulutmu merutuk menengadahkan tangan

“Kami pemuda kalah, puncak impian yang tenggelam”

Oh . . Tuhan kami, Tuhan Semesta Alam . .

Masihkah kami akan mendengar kabar bahagia dari rahasia langit?

Sebuah janjiMu yang tertulis indah bagi umat di sepertiga malam

Bagi hambaMu yang lupa rasa madu, karena tercekoki kehidupann pahit

Kami kalah, kami pasrah, kami gelisah . . .

Genggaman perlahan terbuka lebar lima jari

Otot-otot kawat baja mengendur lemah

Terbanting . . terhempas jatuh ke pangkuan bumi

Jerit tangis suara anak-anak kami meminta susu

Celoteh pedas istri-istri kami karena asap tak mengepul

Istana surga bahtera keluarga yang dulu kami rindu

Kini dimukimi syetan-syetan jahat saling bergumul

Oh . . Tuhan kami Maha Pemurah

Terimakasih, Kau masih memberi hidup kami untuk terus melangkah.

Medan, 5 Februari 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun