Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Museum Omah Munir yang Penuh Makna tentang HAM

2 Agustus 2018   14:46 Diperbarui: 6 September 2019   00:20 4408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana dalam Omah Munir (dok pribadi)

Omah Munir menjadi sarana untuk tetap melanjutkan penegakkan keadilan di Indonesia. Sekaligus sebagai salah satu tempat melawan lupa bahwa masih ada kasus pelanggaran HAM yang hingga kini belum terselesaikan. 

Banyak kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia yang hingga kini masih gelap dan tidak terungkap ke publik. Setidaknya ada beberapa kasus yang bisa dilihat di Museum HAM Omah Munir, di Jalan Bukit Berbunga, Kota Batu, Jawa Timur.

Munir lahir di Kota Batu pada 8 Desember 1965. Munir alumni Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya Malang. Museum ini menyajikan banyak informasi seputar kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. 

Khususnya yang pernah diperjuangkan almarhum Munir semasa hidup antara lain kasus buruh wanita Marsinah yang dibunuh di Porong, Jawa Timur karena perjuangan buruh.

Munir bersama Kontras banyak berjuang (dok pribadi)
Munir bersama Kontras banyak berjuang (dok pribadi)
Bangunan museum ini memang diharapkan bisa menjadi tempat bagi banyak orang dengan ragam latar belakang mendekatkan diri pribadi mereka, emosi dan pikiran dengan masalah-masalah HAM di Indonesia.

"Omah" adalah bahasa Jawa yang berarti rumah. Omah ini dibangun dengan dana awal sekitar Rp300 juta, kini Omah Munir telah memiliki perpustakaan yang berisi ribuan buku sumbangan. Bukunya beragam, dari buku Karl Marx Das Kapital dan buku tentang hukum dan HAM tentunya yang paling banyak dipajang.

Bersama patung Marsinah tokoh buruh (dok pribadi)
Bersama patung Marsinah tokoh buruh (dok pribadi)
Munir tumbuh besar di kota Batu. Ia menjadi aktivis mahasiswa di Univeristas Brawijaya, Malang. Munir lalu bergabung dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Malang sebagai pengacara. 

Kebaikan dan dedekasi perjuangan HAM Munir kelihatan terwujud dengan banyaknya kunjungan pelajar dan generasi muda di tempat ini untuk mengetahui  pentingnya pengetahuan tentang HAM.

Dalam aktivitasnya sebagai pengacara LBH, Munir berjumpa Suciwati, yang kemudian menjadi istrinya. Rumah yang sekarang menjadi museum adalah tempat penuh makna bagi mereka berdua. 

Munir (dok pribadi)
Munir (dok pribadi)
Keduanya membeli tempat itu dengan harapan akan menjalani kehidupan bahagia bersama kedua anak mereka. Sekarang Suciwati bersama kedua anaknya bertempat tinggal di Kota Malang.

Dalam akun Facebook-nya, Omah Munir menyatakan sebagai penanda untuk merawat ingatan perjuangan Munir dan kemanusiaan. Omah Munir juga media untuk menghidupkan semangat dan sekaligus mendokumentasikan problem kemanusiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun