Seperti kuil pada umumnya, di halaman bangunan utama juga disediakan altar untuk menyalakan hio, yaitu tempat menyulut dupa dan semua pengunjung yang percaya akan berebut mengasapi diri untuk mendapatkan keberkahan. Ada kepercayaan disini barang siapa yang menghembuskan asap dupa dari kuil di badannya akan mendapat berkah banyak rejeki, sehat dan terkabul semua doanya.
[caption id="attachment_344229" align="alignnone" width="640" caption="ana-anak remaja harajuku gak menolak difoto turis"]
Di halaman bagunan utama juga terdapat tempat melempar batangan bambu untuk ramalan mengetahui keberuntungan. Pengunjung akan mengocok wadah yang berisi batangan bambu untuk mendapati salah satu batang bambu yang terlempar. Pengunjung lalu menuju sebuah lemari untuk mencari potongan kertas yang sesuai dengan angka pada batang bambu yang terlempar. Di kertas itulah konon ramalan nasib orang tersebut tertulis.
Di kawasan Asakusa juga dijual barang-barang oleh-oleh khas Jepang seperti aksesoris,gantungan kunci, suvenir, dan baju kimono. Terutama makanan palsu bahan plastik seperti aslinya untuk etalase restoran contoh sushi palsu, mie ramin palsu di mangkok lengkap dijual disini. Semua barang dijual lengkap dengan label harga sehingga kita tidak khawatir dengan harga yang kemahalan.
Setelah puas melihat Kuil Asakusa saya melewatkan malam hari di daerah Shibuya yang terkenal dengan penyeberangan jalan atau zebra cross teramai di dunia.Berdekatan dengan Hachiko Plaza ini bisa dibilang salah satu persimpangan paling keren yang pernah saya lihat .
Shibuya Crossing luar biasa dengan banyaknya kerumunan orang yang bersama-sama menyeberang di kala lampu berwarna merah, dengan latar belakang layar video besar, yang kadang-kadang menampilkan video langsung dari adegan jalanan di zebra cross ini. Tempat ini cukup untuk menghentikan waktu Anda untuk merasa “wow saya sedang ada di Tokyo,”.
[caption id="attachment_344228" align="alignnone" width="640" caption="gambar bangunan no 109 kode wilayah shibuya"]
Saya tidak tahu mengapa ketika sudah kembali ke tanah air, setiap kali saya memikirkan Tokyo saya selalu mengingat penyeberangan Shibuya di malam hari dengan aneka lampu, video besar, dan kerumunan orang banyak di penyeberangan jalannya. (email:asita@djojokoesoemo.com)