Mohon tunggu...
Arnold Siboro
Arnold Siboro Mohon Tunggu... Pengamat kesehatan

Kesehatan bukan segalanya, tapi segalanya tidak berarti tanpa kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Datu Parultop dan Datu Parulas (1)

15 Agustus 2024   20:00 Diperbarui: 15 Agustus 2024   20:07 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mata ultopnya jatuh dan kemana arahnya, maka ke arah itulah Datu Parultop dan DPP arah sebaliknya.

Selanjutnya dalam perjalanan masing masing adalah sebagai berikut:

Datu Parultop

Datu Parultop dengan segala ilmu yg dimilikinya sampailah di Tuntung Batu, Silima Pungga Pungga, daerah Pakpak Dairi. Disana dia berhasil membantu Raja marga Sambo ketika berperang melawan orang aceh dan berhasil mengusir orang aceh. Dengan rasa gembira dan senang hati Raja Sambi berkenan memberikan putrinya menjadi istri dari Datu Parultop dan juga menyerahkan/memberikan tanah yg luas kpd DPP sebagai tanah ulayat (tano golat).

Keturunan DPP dari istrinya boru Sambo lahirlah anaknya yg diberi nama Cibro. Konon menurut cerita dari salah seorang marga Cibro bernama Mungkin Cibro, pernah menjadi Kepala Desa Tuntung Batu, katanya Cibro dimasa kecilnya sangat nakal. Karena kenakalannya dinamailah dia " Cibro" artinya kecebong (anak katak). Dikemudian hari keturunan dari Cibro Tuntung Batu ada yg merantau ke tanah Karo. Disana keturunannya menyandang marga Tarigan Sibero.

Setelah berketurunan di Tuntung Batu, Datu Parultop pergi juga meninggalkan Tuntung Batu, pergi ke daerah Simalungun, tepatnya daerah kerajaan Pematang Purba. Disitu Datu Parultop berkenalan dgn rajanya bernama Tuan Simallobong marga Purba Dasuha. Mula mula DPP diterima dgn baik oleh Tuan Simallobong. Tapi berhubung karena satu dan lain hal, Raja Tuan Simallobong tdk lagi menyukai Datu Parultop dan akhirnya menjadi perkara besar. Mengapa? Di ruang ini terlalu panjang kalau di uraikan secara lengkapnya.Tapi Inti dari penyelesaian perkara/persoalan adalah dgn menyatakan sumpah. Isi sumpahnya adalah " Kutuk kematian atau memperoleh kerajaan." Datu Parultoplah yg mengucapkan sumpah itu. Setelah hari berganti hari, bulan beganti bulan dan tahun berganti tahun, ternyata Datu Parultop tidak mati dan terhindar dari kutuk. Karena janji harus ditepati, Akhirnya Raja Tuan Simallobong menyerahkan kerajaan kepada Datu Patultop, lalu digelari Raja Tuan Pangultop Ultop. Datu Patultop digelari juga Raja Langit dan ada juga dalam cerita dia bernama Raendan. Keturunan Datu Parultop di Pematang Purba adalah Purba Pakpak (Purba hun Pakpak), maksudnya Datu Parultop adalah marga Purba yg datang dari Pakpak. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun