Mungkin lain kali, ketika kita melihat seseorang pamer harta, pencapaian, atau kebahagiaan, jangan buru-buru menghakimi.
Lihatlah sedikit lebih dalam --- mungkin itu bukan kesombongan, tapi permohonan halus untuk diakui.
Karena setiap manusia, tak peduli seberapa kuatnya ia tampak, hanya ingin satu hal: merasa cukup.
Dan mungkin, kalau kita bisa berhenti menilai dan mulai memahami, dunia ini akan sedikit lebih lembut.
Kita tak perlu ikut-ikutan pamer untuk membuktikan diri, tak perlu membandingkan luka, tak perlu berlomba dalam kesempurnaan semu.
Karena pada akhirnya, kita semua sedang menulis kisah yang sama ---
kisah tentang manusia yang mencoba menutupi air mata dengan cahaya.
Epilog
Pamer bukan dosa. Ia hanyalah gejala zaman.
Zaman di mana nilai diri diukur dengan tampilan, bukan ketenangan.
Tapi jika kita cukup sadar untuk melihat di balik gemerlapnya, kita akan tahu:
kekayaan sejati bukan tentang berapa banyak yang bisa kita tunjukkan,
tapi seberapa tenang kita saat tidak perlu menunjukkan apa-apa.
Mungkin yang benar-benar kaya bukan mereka yang punya segalanya,
melainkan mereka yang sudah tidak perlu membuktikan apa-apa lagi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI