Maka muncul kebutuhan mendesak: Alih-alih menambahkan lebih banyak entitas tak terlihat, mari kita mundur selangkah dan memeriksa kembali asumsi paling mendasar dalam fisika: bagaimana kita mendefinisikan gerakan, dan apa yang sebenarnya membuat sesuatu bergerak?
Jawabannya mungkin tersembunyi dalam perluasan prinsip yang telah bertahan seabad: Prinsip Ekuivalensi. Tapi tidak dalam bentuk klasiknya. Kita butuh memperluasnya untuk menampung gerakan yang tak bisa kita jelaskan---gerakan yang mungkin berasal dari tarikan, dorongan, atau interaksi multilapisan realitas itu sendiri.
II. Prinsip Ekuivalensi: Pilar Tak Terlihat dari Relativitas
A. Penjelasan prinsip ekuivalensi GR
Albert Einstein, dalam proses merumuskan relativitas umum, mengalami apa yang ia sebut sebagai "pikiran paling membahagiakan dalam hidupnya." Bayangkan seseorang yang jatuh bebas dari atap gedung---selama ia jatuh, ia merasa seperti tidak memiliki berat sama sekali. Ia tidak bisa membedakan apakah ia benar-benar jatuh karena gravitasi, atau hanya sedang melayang di ruang tanpa gaya. Inilah benih dari prinsip ekuivalensi.
Untuk menjelaskannya lebih intuitif, Einstein menyusun sebuah eksperimen pikiran sederhana namun mendalam: lift Einstein.
B. Lift Einstein: Eksperimen Pikiran yang Mengubah Dunia
Bayangkan kamu berada di dalam sebuah lift (yang sepenuhnya tertutup, tanpa jendela) di luar angkasa. Tiba-tiba, kamu merasa terdorong ke lantai lift---seolah-olah ada gravitasi. Tapi kamu tidak tahu apakah:
Kamu sedang berada dalam medan gravitasi (misalnya di permukaan Bumi), atau
Lift sedang dipercepat naik oleh mesin roket di luar angkasa kosong.
Secara lokal, kamu tidak bisa membedakan dua keadaan itu. Percepatan karena gaya dorong (ineria) dan percepatan karena gravitasi terasa identik. Itulah inti dari prinsip ekuivalensi: