Mohon tunggu...
Asep R Sundapura
Asep R Sundapura Mohon Tunggu... Relawan - Blogger & Culturalpreneur

Penulis di Blog : Sundapura.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Kopi Karawang Unpublish

17 Januari 2022   11:51 Diperbarui: 17 Januari 2022   18:46 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 1696 jenderal VOC bernama Adrian van Ommen membawa biji kopi dari Malabar ke Nusantara.

Oleh Gubernur VOC di Batavia yang bernama Joan (Johan) van Hoorn, biji kopi di tanam di pedesaan Kedawung dekat Batavia. Sekarang bernama Pondok Kopi, Jakarta Timur.

Penanaman kopi di Batavia gagal akibat banjir.

Akibat kegagalan di Batavia, Van Hoorn kemudian membagikan juga bibit kopi kepada para kepala daerah pribumi di sepanjang pantai Batavia sampai Cirebon.

Namun ternyata penanaman di dataran rendah tersebut tidak terlalu berkembang.

Penanaman lalu dialihkan ke dataran yang lebih tinggi, yakni ke perbukitan Karawang. Hasilnya ternyata jauh lebih baik. Sejarah Kopi Karawang dimulai.

Selanjutnya penanaman kopi mulai menyebar ke daerah yang lebih tinggi lainnya di Priangan seperti Cianjur. Dan mulai tahun 1707 Belanda menetapkan daerah Priangan sebagai daerah uji coba penanaman kopi.

Tahun 1711 Kopi dari Priangan untuk pertama kalinya diperdagangkan di pasar internasional di Amsterdam Belanda. Karena hasil penjualan kopi sangat menggiurkan dan populer di Eropa, maka pada tahun 1720 Belanda memaksa rakyat Jawa terutama di Priangan untuk menanam kopi. Caranya melalui Sistem Tanam Paksa. Sebuah kebijakan yang sangat menyengsarakan rakyat.

Tahun 1880 perkebunan kopi Arabika di seluruh Jawa kena serang hama. Kopi jenis Arabika hampir musnah.

Belanda kemudian mendatangkan jenis kopi Liberika. Tapi gagal. panen.

Tahun 1900 benih kopi varian Robusta asal Kongo didatangkan dari Pembibitan Hortikultura Kolonial di Brussels, Belgia. Dan ternyata Robusta lebih tahan hama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun