Ketidakseimbangan ini menimbulkan tekanan ke hulu dan hilir. Dapur dikejar kuantitas. Pengawasan minim. Pengendalian suhu penyimpanan sering diabaikan ketika pengiriman tergesa-gesa.
Cermin Kebijakan
Pertanyaan yang muncul sederhana. Apakah rangkaian kasus ini menandakan program yang salah konsep atau pemerintah yang salah kelola. Program pemberian makan di sekolah dikenal di banyak negara sebagai intervensi yang efektif. Indonesia tidak sedang merintis sesuatu yang baru.
Masalahnya ada pada kecepatan yang melampaui kesiapan. Ketika target politik berjalan di depan kapasitas teknis, keselamatan jadi korban.
Tantangan geografis juga nyata. Di banyak daerah, jarak sekolah dengan dapur terlalu jauh. Akses jalan tidak memadai, listrik tidak stabil, dan fasilitas pendingin terbatas.
Ini bukan alasan untuk lalai, melainkan pengingat bahwa desain rencana harus menyesuaikan kondisi. Model dapur besar yang melayani puluhan sekolah tidak cocok di semua tempat. Untuk wilayah kepulauan dan desa terpencil, dapur kecil berbasis sekolah atau klaster terdekat lebih masuk akal.
Kepercayaan publik ikut runtuh. Orang tua mulai melarang anaknya menyentuh kotak makan sekolah. Guru menjadi serba salah.
Pemerintah pusat mengabarkan capaian jutaan penerima, sementara warga melihat anak tetangganya dirawat di puskesmas. Jurang persepsi tidak akan menyempit tanpa transparansi dan pengakuan kesalahan.
Jalan Keluar
Solusi harus bertingkat dan terukur. Tidak semua wilayah perlu berhenti total. Tidak semua wilayah aman melanjutkan. Pemerintah bisa mengambil jalur moratorium terbatas pada daerah dengan risiko tinggi.
Indikatornya jelas. Jarak kirim melewati batas aman. Dapur belum tersertifikasi. Insiden berulang dalam tiga bulan. Kapasitas tenaga gizi dan peralatan minim. Pada wilayah ini distribusi dihentikan sementara sambil dilakukan perbaikan.
Langkah perbaikan dasar yang wajib dipenuhi sebelum program dapat berlanjut:
Pertama membangun portal informasi publik yang transparan. Setiap dapur mencatat menu harian, asal bahan, suhu penyimpanan, waktu masak, waktu kirim, dan jam tiba.