Mohon tunggu...
asep gunawan
asep gunawan Mohon Tunggu... Pengabdi di Kabupaten Kepulauan Sula

ASN adalah jalan pengabdian, Menulis adalah jalan introspeksi pengabdian

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Horeee Ada Stimulus Ekonomi Dua Bulan

8 Juni 2025   23:43 Diperbarui: 9 Juni 2025   00:33 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Stimulus Ekonomi (Sumber: canva.com/dream-lab)

Pertumbuhan 5% memang target makro yang penting. Tapi yang patut ditanyakan adalah:

  • Apakah stimulus dua bulan bisa mengubah nasib ekonomi rakyat?
  • Apakah konsumsi rumah tangga akan naik hanya karena ada bantuan sementara?
  • Dan apakah target 5% cukup mewakili keberhasilan, bila ketimpangan tetap tinggi?

Sejalan kah dengan Asta Cita?

Pemerintah telah menyusun agenda besar melalui Asta Cita, yang mencakup janji untuk:

  • Memberantas kemiskinan
  • Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
  • Membangun dari desa dan wilayah tertinggal

Secara prinsip, stimulus ekonomi bisa menjadi bagian dari janji itu. Tapi ketika kebijakan hanya berlangsung dua bulan, ketika sebagian program seperti diskon listrik dibatalkan, dan ketika hasilnya belum menyentuh masalah struktural seperti pengangguran atau ketimpangan pendapatan, maka wajar jika muncul pertanyaan:

Apakah ini bagian dari visi jangka panjang, atau hanya reaksi sesaat untuk mengamankan angka pertumbuhan?

Jika Asta Cita betul-betul ingin mengangkat martabat rakyat dari bawah, maka kebijakan fiskalnya pun harus berpihak jangka panjang. Stimulus tak boleh berhenti pada bantuan musiman, tapi harus diarahkan pada desain perlindungan sosial yang berkesinambungan dan kontekstual, terutama untuk kelompok paling rentan.

Horee Hari Ini, Tapi Bagaimana Besok?

Stimulus ekonomi dua bulan ini memberi jeda dan harapan. Ia menunjukkan bahwa negara hadir, setidaknya untuk sementara. Tapi tantangan hidup rakyat tidak selesai dalam dua bulan. Mereka butuh keberlanjutan, kepastian, dan arah kebijakan yang lebih dalam dari sekadar angka pertumbuhan.

Bisa jadi ini langkah awal yang baik. Tapi justru karena itu, publik berharap lebih. Bahwa stimulus ini bukan akhir dari kepedulian pemerintah, melainkan pembuka bagi kebijakan yang lebih panjang napasnya, yang menyentuh kerja, pendidikan, harga pangan, dan masa depan keluarga.

Karena ketika rakyat diberi harapan, yang mereka harapkan bukan hanya bantuan hari ini, tapi pijakan untuk melangkah lebih jauh.

Optimisme itu masih ada. Tapi ia butuh bukti untuk tumbuh jauh lebih baik.

Semoga bermanfaat.
Salam Literasi!
Sanana, 12 Dzulhijjah 1446 H / 08 Juni 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun