Mohon tunggu...
Noen Muti
Noen Muti Mohon Tunggu... belum menikah

Penikmat seni

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak orang-orang tolol

1 Maret 2025   12:40 Diperbarui: 1 Maret 2025   12:52 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi negerinya para bajingan (sumber dokumen pribadi)

Teruntuk  para bajingan di negeri 

Lihatlah mereka--- berjalan di atas panggung istana, bersorak, tersenyum, melambai ke massa. Tapi di balik jubah dan dasi mahal, mereka adalah perampok dengan lisensi legal.

Mereka teriak "Pembangunan!", tapi gedung tinggi hanya milik konglomerat. Mereka teriak "Kesejahteraan!", tapi anak petani mati mengemis beras. Mereka teriak "Keadilan!", tapi hukum hanya tunduk pada pemilik uang.

Di tanah ini, korupsi bukan kejahatan--- ia warisan, ia tradisi, ia bagian dari sistem. Bangsa ini bukan lagi rumah, melainkan tambang yang dijarah tanpa batas. Mereka menggali emas, minyak, dan tanah, menjualnya ke asing dengan harga murah, sementara rakyatnya hanya mendapat debu dan asap.

Para para bajingan tolol berjas rapi

Hukum dijual seperti dagangan,

keadilan ditimbang dengan koin.

Rakyat menangis, perutnya kosong,

sementara perut mereka tak kenal lapar.

Di Senayan, badut-badut  negara tertawa, menulis undang-undang seperti tiket masuk ke surga. Siapa bayar lebih, dia dapat hadiah--- bebas pajak, bebas hukuman, bebas segalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun