Teruntuk  para bajingan di negeriÂ
Lihatlah mereka--- berjalan di atas panggung istana, bersorak, tersenyum, melambai ke massa. Tapi di balik jubah dan dasi mahal, mereka adalah perampok dengan lisensi legal.
Mereka teriak "Pembangunan!", tapi gedung tinggi hanya milik konglomerat. Mereka teriak "Kesejahteraan!", tapi anak petani mati mengemis beras. Mereka teriak "Keadilan!", tapi hukum hanya tunduk pada pemilik uang.
Di tanah ini, korupsi bukan kejahatan--- ia warisan, ia tradisi, ia bagian dari sistem. Bangsa ini bukan lagi rumah, melainkan tambang yang dijarah tanpa batas. Mereka menggali emas, minyak, dan tanah, menjualnya ke asing dengan harga murah, sementara rakyatnya hanya mendapat debu dan asap.
Para para bajingan tolol berjas rapi
Hukum dijual seperti dagangan,
keadilan ditimbang dengan koin.
Rakyat menangis, perutnya kosong,
sementara perut mereka tak kenal lapar.
Di Senayan, badut-badut  negara tertawa, menulis undang-undang seperti tiket masuk ke surga. Siapa bayar lebih, dia dapat hadiah--- bebas pajak, bebas hukuman, bebas segalanya.