Mohon tunggu...
Ary Adianto
Ary Adianto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Great Communicators

Let's talk about economics, history and geography.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

New Cold War: Tensi Amerika Serikat dan Tiongkok

26 Oktober 2020   11:17 Diperbarui: 26 Oktober 2020   13:27 1439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiri : Donald Trump (Amerika), Kanan : Xi Jinping (Tiongkok). Source :https://foreignpolicy.com/

Dia tetap sangat berpengaruh sampai kematiannya pada tahun 1997 dan Deng yang menyetujui kenaikan Jiang Zemin menjadi ketua Partai dan Deng yang mencalonkan Hu Jintao sebagai pengganti Jiang.

Lewat Deng Xioaping Tiongkok kini menjelma menjadi raksasa ekonomi dunia baru penantang serius Paman Sam yang susah ditiru dan bahkan ditandingi. Reformasi ekonomi yang dijalankan sejak 1978 telah membuat Tiongkok jadi negara adidaya seperti sekarang ini.

Pada 2010, Tiongkok mengambil alih posisi Jepang sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia. Posisi tersebut berhasil dipertahankan sampai sekarang. Beberapa ekonom bahkan memprediksi ekonomi Tiongkok akan melesat melampaui rivalnya AS pada 2030.

Pertumbuhan GDP 1965 -2015. Source : World Bank
Pertumbuhan GDP 1965 -2015. Source : World Bank
Kesuksesan ini mengantarkan Tiongkok menjadi kekuatan ekonomi dunia baru dan sulit untuk ditiru atau ditandingi. Menurut laporan Bloomberg Economics, tidak ada satu negara pun yang dapat meniru Tiongkok dalam mentransformasi ekonominya.

Kesuksesan Tiongkok menjadi semakin sulit ditiru oleh negara Asia lain. Ketika negara Asia lain masih berkutat dengan masalah struktural seperti infrastruktur yang tidak memadai hingga ketidakstabilan politik, Tiongkok sudah melangkah jauh ke depan.

Tiongkok memiliki jaringan pabrik, pemasok, layanan logistik, dan infrastruktur transportasi yang rumit, yang didukung oleh uang dan teknologi dari Jepang, Taiwan, dan Hong Kong. Negara itu juga memiliki tenaga kerja yang banyak, murah, cerdas dan mendapatkan akses hampir tanpa batas ke pasar global selama tiga dekade ini.

Perang Dingin Baru

Sumber: wto.org
Sumber: wto.org
Setelah Tiongkok bergabung dengan WTO pada tahun 2001 dengan cepat Tiongkok muncul sebagai kekuatan ekonomi baru.

Kemunculan ini tentu menjadi kekhawatiran bagi Amerika Serikat. Bukan saja di bidang ekonomi, bayak program dari Tiongkok yang menyaasar pengaruh di dunia seperti Beld and Road Inisiative yang meyasar negara-negara berkembang untuk mempermudah jalur logistik dari Tiongkok ke seluruh kawasan dunia, tensi perebutan laut cina selatan dan strategi “debt trap” Tiongkok dikawasan Asia, Afrika, Amerika Selatan maupun Eropa Timur.

Perang dingin yang berkembang antara Amerika dan Tiongkok adalah jenis persaingan yang sangat berbeda di era yang sangat berbeda, tetapi mungkin tidak kalah berbahaya dan penting. 

Bagi Amerika, Tiongkok akan menjadi musuh yang jauh lebih tangguh, mengingat jumlah penduduk yang besar, industrialisasi ekonomi yang maju dan ambisi penguasaan teknologi yang massif, menjadikannya berbeda dibandingkan penantangnya terdahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun