Mohon tunggu...
Andreas Doweng Bolo
Andreas Doweng Bolo Mohon Tunggu... Dosen - fides et ratio

Biodata: Nama: Andreas Doweng Bolo Pekerjaan: Dosen

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Pater Kondrad dan Sebuah Jalan ke Ruang Hidup Michel Foucault

9 Februari 2023   20:41 Diperbarui: 12 Maret 2023   17:12 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan di Kampung halaman yang pasti selalu tersimpan baik dalam sanubari. (Foto: Dok. Pribadi)

Sekali lagi saya mendapat kiriman  buku dari Pater Kondrad, begitu kami di kampung kecil nun jauh di Flores Timur menyapanya. 

Tak banyak yang saya tahu tentang Pater Kondrad kecuali saat pentahbisannya menjadi imam di tahun 1980-an, kala saya  masih duduk di bangku Sekolah Dasar bersama anak-anak kampung lainnya  turut larut dalam kegembiraan tersebut. 

Kemeriahan sungguh terasa di wilayah Paroki Lewolaga  karena bersama Pater Kondrad  ada  tiga orang yang juga ditahbiskan kala itu yang berasal  dari Serikat Sabda Allah (SVD). 

Dua yang kemudian berkiprah menjadi dosen yaitu Pater Kondrad (STFK Ledalero-Flores) dan Pater Donatus Sermada (STF Widyasasana Malang).

Ketekunan keduanya pun sama yaitu di bidang filsafat. Pater Kondrad belajar filsafat di The Catholic University of America (UCA) di Washington untuk program master. Dan untuk program doktor di Boston College, Boston USA. 

Sedangkan Pater Donatus Sermada, meraih gelar MA di bidang Filsafat, Ilmu Perbandingan Agama, dan Sosiologi di tahun 1998 di Universitas Bonn (Jerman). Dan kemudian menyelesaikan Program Doktoral di tanah air yaitu Universitas Airlangga Surabaya. 

Ketika bertemu dalam sebuah kegiatan saya mendengar sekilas kisahnya menjalani program doktoral ini di usia yang tak muda lagi. Tapi, itu akhirnya diselesaikan dengan hasil Summa cum Laude di Universitas Airlangga.

Pater Kondrad menekuni filsafat Barat dengan sekurang-kurangnya lima buku yang ada di tangan saya. Buku paling baru yang saya terima di awal tahun 2023 ini dari Pater Kondrad berjudul "Michel Foucault-The Government of Self and Other" (2023). 

Sebelumnya saya berturut-turut mendapat kiriman buku juga darinya di tahun 2022 sebanyak tiga buku. 

Dua buku tersebut memfokuskan diri pada kajian tentang filsuf Perancis Michel Foucault. Satu buku berjudul "Michel Foucault: Toolbox dan Disiplin berpikir" (Mei 2021) dan satu buku lagi berjudul "Michel Foucault: Diskursus, Kuasa dan Kritik Institusi" (Agustus 2021). 

Sedangkan Pater Donatus menekuni filsafat Timur, salah satu karya besarnya yaitu menerjemahkan buku John M. Koller kedalam Bahasa Indonesia dengan judul "Filsafat Asia" (2010).

karya Pater Kondrad yang terbit di tahun 2023. (Foto: Dok. Pribadi)
karya Pater Kondrad yang terbit di tahun 2023. (Foto: Dok. Pribadi)

Karya terjemahan Pater Donatus. (Foto: Dok. Pribadi)
Karya terjemahan Pater Donatus. (Foto: Dok. Pribadi)

Kembali ke Pater Kondrad, kajiannya tentang Michel Foucault ini bukan hal baru bagi Pater Kondrad karena filsuf Perancis ini menjadi riset doktoral di Boston 1994. 

Riset doktoral yg dipertahankan di Boston dengan judul "Michel Foucault: Parrhesia and the Question of Ethics". Sebenarnya sekembalinya dari USA, beliau telah menerbitkan satu buku berjudul Michel Foucault Parrhesia dan Persoalan Mengenai Etika (1997).

Pater Kondrad  merupakan guru besar pertama PTS di wilayah Nusra (NTT dan NTB). Beliau dikukuhkan menjadi guru besar filsafat, 5 September 2009 di STFK Ledalero yang dihadiri juga oleh Gubernur NTT kala itu Drs. Frans Lebu Raya.

Dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar berjudul "Filsafat dan Pembentukan Jati Diri: Suatu Hiburan dan Pembelaan Filsafat" dia berujar bahwa filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang kebijaksanaan namun dia memberi catatan bahwa seorang filsuf hanya dapat mencintai sebuah kebijaksanaan dan tidak memilikinya. 

Seperti Foucault sang filsuf yang dikaji dan direfleksikannya, Pater Kondrad dalam terbitannya pun sepertinya tak ingin menghiasi terbitan (bukunya) dengan berbagai gelar mentereng itu. 

Dalam empat terbitan ia misalnya tak membubuhi gelar profesor di depan namanya, tidak pula di riwayat penulis di akhir buku. 

Barangkali ini seperti Foucault yang juga tak ingin orang membaca (membeli) buku karena nama besar atau gelar akademis seseorang, tetapi karena orang itu ingin masuk mencernanya dalam rangka "The Government of Self and Others" yang juga menjadi judul tulisan Pater Kondrad di tahun 2023 ini.

Pater Kondrad mengakui bahwa konteks hidup Foucault dan konteks hidup kita terutama di Indonesia tentu berbeda. Namun, ini tidak berarti bahwa tak ada relevansi apapun corak berpikir Foucault ini bagi Indonesia. 

Dalam salah satu bukunya, Pater Kondrad "membaca" Foucault juga dalam konteks Indonesia. Ia membaca konteks pemikiran dan praksis foucauldian itu dalam corak hidup di Indonesia.

Terutama dalam karyanya berjudul  "Michel Foucault: Toolbox dan Disiplin Berpikir" khususnya bab-4 yang diberi judul "Membaca 'Kuasa' Michel Foucault dalam konteks 'Kekuasaan' di Indonesia".

Perlu diakui sebagaimana dikatakan penulis bahwa pemikiran Foucault sangat luas dan tulisannya panjang dimana dia mengandaikan para pembaca sudah mengetahui dengan baik segala pemikiran filosofis. 

Namun demikian bagi Pater Kondrad sebagaimana dinyatakan di Pendahuluan bukunya di 2023 ini, pemikiran Foucault menarik karena dua alasan. 

Pertama, studi empirisnya sangat cermat dan mendalam dengan kritik tajam tentang antropologisme, kuasa, teori implisit tentang intelektual dan ideologi. 

Kedua, Foucault menarik karena kurang menghargai kaidah-kaidah atau aturan-aturan umum yang berlaku untuk semua orang (convention).

Foucault selalu mengajak manusia dewasa ini untuk berani "merumuskan diri", hidup, komunitas, dan tidak terpaku pada teori dan ideologi yang mapan dan mencengangkan. 

Dalam debatnya di salah satu TV Belanda dengan Noam Chomsky (Michel Foucault: The Government of Self and Others, hlm. 132), Pater Kondrad pun melukiskan dengan apik debat yang luar biasa itu tentang kodrat manusia antara dua pemikir besar itu.

Rasanya Pater Kondrad, telah dengan tekun memperkenalkan pemikiran filsuf Perancis ini pada khalayak Indonesia yang akan terus mendorong pengelolaan negeri ini kearah yang lebih baik. 

Sebagaimana dikatakan Foucault "seluruh hidup manusia selalu harus dipolitisir. Dan memang benar, politik harus menjadi identitas dan bagian esensial hidup kita, karena kita hidup sebagai warga dalam kota atau negara tertentu. 

Dalam kebersamaan seperti ini, sadar atau tanpa sadar, kita semua berperan dalam kehidupan politik dan bersama para pemimipin negara dan bangsa kita bekerjasama merajut kebaikan dan kesejahteraan seluruh warga lewat partisipasi kita" (Kondrad-2023, hlm. 174-175). 

Sepertinya kalimat penting ini menjadi daya dorong dan spirit Indonesia yang akan memasuki tahun Politik. Semoga tahun politik di 2023 - 2024  itu sungguh merajut kebaikan dan kesejahteraan seluruh warga.

Beberapa Karya Pater Kondrad  tentang Foucault dan satu buku Sejarah Filsafat Barat:

terbit Agustus 2021. (Foto: Dok. Pribadi)
terbit Agustus 2021. (Foto: Dok. Pribadi)

terbit Mei 2021. (Foto: Dok. Pribadi)
terbit Mei 2021. (Foto: Dok. Pribadi)

Terbit 1997. (Foto: Dok. Pribadi)
Terbit 1997. (Foto: Dok. Pribadi)

Terbit Juni 2022. (Foto: Dok. Pribadi)
Terbit Juni 2022. (Foto: Dok. Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun