Mohon tunggu...
Arum Yuniati
Arum Yuniati Mohon Tunggu...

I like fashion and photography

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Serunya Pusing-pusing di Negeri Jiran Malaysia

15 September 2013   09:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:52 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hubungan sosial, alangkah baiknya jika seseorang yang bertetangga saling bertegur sapa. Hal ini menjadi cerminan saya. Sekitar satu tahun yang lalu, untuk pertama kalinya saya mempunyai kesempatan berlibur ke luar negeri bersama suami saya. Negara yang kami pilih adalah Malaysia. Bagi saya dan mungkin sebagian besar orang Indonesia biasa menyebut Malaysia sebagai negeri Jiran, yang dalam bahasa Melayu artinya tetangga atau terdekat. Hal ini menjadi alasan utama menjadikan Malaysia sebagai negara pertama tujuan saya untuk berlibur ke luar negeri. Selain itu, rasa keinginan saya untuk melihat langsung menara kembar Petronas, menara kembar tertinggi di dunia, menjadi alasan berikutnya untuk berlibur ke negara ini. Hari keberangkatan kami pun tiba. Kami berangkat dari bandara Soekarno-Hatta menggunakan penerbangan sore tujuan Kuala Lumpur. Rasanya deg-deg'an pergi ke negeri orang untuk pertama kalinya. Dengan bermodalkan paspor dan referensi yang didapat dari internet berupa penginapan, transportasi, dan tujuan wisata di Malaysia serta handphone, kami memutuskan untuk pergi seperti layaknya backpacker tanpa pemandu wisata. [caption id="attachment_278566" align="aligncenter" width="300" caption="Menuju Negeri Jiran, Malaysia"][/caption] Setelah kurang lebih dua jam, pesawat pun mendarat di bandara Kuala Lumpur Malaysia dengan waktu menunjukkan satu jam lebih cepat dibandingkan Jakarta. Sesampainya di dalam bandara, kami langsung bergegas membeli kartu perdana setempat untuk mengaktifkan handphone karena alat komunikasi ini menjadi salah satu modal untuk mencari informasi kami selama di Malaysia dalam beberapa hari ke depan. Hal selanjutnya yang kami lakukan adalah mencari loket yang menjual tiket transportasi menuju hotel dengan harapan kami masih memiliki waktu lebih untuk mencari lokasi hotel yang sudah kami pesan sebelumnya. Setelah selesai mengurus keperluan di bandara, kami pun berjalan ke luar bandara dan dihadapkan dengan kondisi bandara yang cukup ramai orang. Saya pun langsung memperhatikan orang-orang di sekitar saya. Mulai dari yang berwajah melayu, oriental, sampai india ada disini dengan jumlah yang cukup mendominasi. Wahh! Kalau begitu sepertinya Malaysia kaya akan budayanya. Ini membuat saya tidak sabar ingin mengetahui lebih lanjut tentang negeri jiran ini. Selama perjalanan menuju hotel, banyak poster himbauan yang ditempel di tempat-tempat umum. Uniknya gambar pada poster-poster tersebut sebagian besar menampilkan wajah dari ketiga komunitas penduduk yang ada disini, diantaranya Melayu, China, dan India secara bersama-sama. Dalam pikiran saya, mungkin cara ini bisa menyatukan komunitas yang ada dengan budaya mereka yang berbeda-beda sehingga keanekaragaman budaya tetap terjaga dengan tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk dapat tetap hidup berdampingan satu dengan yang lain. Kurang lebih satu jam, kami pun sampai di stasiun dekat lokasi hotel. Kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju hotel karena jarak stasiun dengan hotel tidak begitu jauh sambil melihat-lihat kota Kuala Lumpur dari dekat. Kami pun melewati jalan yang penuh penjual berbagai macam barang di kanan kirinya dengan komunitas orang China. Yaa.. Kami baru ingat kalau hotel yang kami pesan berlokasi di Chinatown. Seakan-akan tahu kami pendatang dari Indonesia, mereka mencoba menawarkan barang dagangannya menggunakan bahasa Indonesia. Memang tidak biasa gaya bahasa yang mereka serukan, tetapi hal ini tidak membuat kami risih karena mereka melakukannya dengan ramah, sopan, dan tetap berusaha dengan gaya bahasanya untuk menyapa kami. Alangkah senangnya kami sebagai pendatang diperlakukan seperti itu. Tidak lama kemudian sampailah kami di hotel tempat kami menginap selama di sini. Kami memutuskan untuk langsung istirahat dan membahas kegiatan kami esok harinya. LRT (Light Rail Transit) merupakan alat transportasi yang akan banyak kami gunakan untuk mengelilingi kota Kuala Lumpur dan sekitarnya. Selain banyak jumlahnya yang membuat kami tidak terlalu lama menunggu, alat transportasi ini juga nyaman dan sepertinya menjadi alat transportasi utama yang digunakan warga Malaysia selain bus dan taksi dibandingkan kendaraan pribadi. Karena jika kami perhatikan, walaupun penduduknya banyak, jarang warganya yang menggunakan kendaraan pribadi sehingga kota ini jauh dari kemacetan dan asap kendaraan. [caption id="attachment_278723" align="aligncenter" width="300" caption="LRT (Light Rail Transit)"]

13791381501023887492
13791381501023887492
[/caption] [caption id="attachment_278722" align="aligncenter" width="600" caption="Kondisi Jalan di Kota Kuala Lumpur yang Bebas dari Kemacetan"]
13791379081763534285
13791379081763534285
[/caption] Adapun tempat yang kami kunjungi adalah KLCC, Menara KL, Masjid Jamek, Genting highland, Muzium Negara Malaysia, dan Batu Caves. KLCC adalah tujuan pertama kami pada hari kedua, yaitu lokasi dimana Menara Kembar Petronas yang menjadi simbol dari negara ini berada. Menara kembar dengan jembatan penghubung di antara keduanya ini begitu megah dan sangat tinggi jika dilihat dari bawah. Kami pun tidak melewatkan kesempatan berfoto dengan latar menara kembar yang satu ini. Setelah berfoto-foto di KLCC, kami pun melanjutkan perjalanan menuju menara KL, yaitu lokasi dimana kami bisa mengambil gambar menara kembar Petronas dari atas yang begitu terlihat cantik dengan lampu-lampu yang meneranginya di malam hari. Setelah puas berfoto di menara-menara yang dimiliki negara ini, kami memutuskan untuk menyudahi perjalanan hari ini. [caption id="attachment_278879" align="aligncenter" width="640" caption="Lokasi Wisata di Malaysia"]
13792127361331842802
13792127361331842802
[/caption] Pada hari ketiga kami, lokasi pertama yang kami tuju adalah Masjid Jamek. Masjid ini merupakan salah satu bangunan lama yang masih kokoh dengan dinding terbuka yang berada di Malaysia. Ketika kami berkesempatan kesana, petugas masjid menghampiri kami dan meminta saya untuk mengenakan baju kurung yang disediakan selama berada di area masjid ini walaupun tujuannya hanya untuk berfoto. Saya pun mengenakan baju tersebut dan tidak lupa mengabadikan momen yang jarang saya temukan ini dengan kamera. Lokasi wisata yang kami kunjungi berikutnya adalah Genting Highland, yaitu tanah tinggi yang terkenal dengan permainan casino-nya di Malaysia. Untuk menuju ke sana kami menggunakan fasilitas skyway (kereta gantung), yang katanya ini merupakan skyway terpanjang di Asia Tenggara dengan hutan di bawahnya. Memang yang kami rasakan pun begitu, rasanya lama sekali untuk sampai di puncaknya. Setelah beberapa lama, akhirnya sampai juga. Waww.. Genting Highland besar sekali. Selain permainan casino, banyak permainan indoor yang ditawarkan kepada pengunjung. Kami pun ikut menikmatinya, bermain di udara yang cukup dingin itu sangat menyenangkan. Perjalanan hari ini benar-benar menguras energi kami. Namun, hal ini sebanding dengan rasa senang yang kami rasakan untuk menikmati wisata pada hari ini. Lokasi tujuan hari berikutnya adalah Muzium Negara Malaysia. Museum ini sangat unik. Peninggalan-peninggalan yang menjadi bagian dari negaranya ditampilkan dengan menambah ilustrasi pada bangunannya serta didukung oleh teknologi yang menjadikan museum ini terlihat lebih modern. Selanjutnya kami pun menuju Batu Caves, yaitu bukit kapur, lokasi dimana Patung Lord Murugan berada. Area ini merupakan tempat ibadah agama Hindu berupa gua yang lokasinya cukup tinggi dengan banyak kera yang bergerak bebas dan itu memungkinkan mereka menghampiri kami. Untung saja kami tidak membawa kantong plastik karena biasanya bagi pengunjung yang membawa kantong plastik akan dihampiri dan mereka berusaha menarik plastik tersebut, mungkin pikir kera-kera itu ada makanan di dalamnya. Lucu sekali... :). Setelah tiba di atas, kami pun masuk ke dalam gua dan melihat ada beberapa tempat untuk beribadah bagi yang beragama hindu. Saya pun tidak melewatkan kesempatan untuk mengambil gambar indahnya pancaran cahaya yang menyinari gelapnya gua di tempat ini. Sore pun tiba, waktunya kami untuk kembali ke hotel. Namun sebelum sampai hotel, kami menyempatkan diri untuk membeli buah tangan terlebih dahulu di Chinatown. Rasanya kurang lengkap jika kami tidak membawa pernak-pernik yang menjadi khas negara yang kami kunjungi ini ke Indonesia. Dari sekian perjalanan kami, semua lokasi wisata yang kami kunjungi begitu menarik. Mulai dari transportasi sampai ke lokasi wisatanya, semuanya bersih dan terjaga dengan baik. Hal ini memudahkan wisatawan untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut. Sepertinya ini merupakan cerminan dukungan pemerintahnya terhadap pariwisata di negara ini. Selain itu, demi mengedepankan pariwisatanya pemerintahan Malaysia membuat slogan fenomenal  yaitu "Malaysia Truly Asia" yang kini sudah melekat akan negeri jiran ini. Akhirnya, hari dimana kami harus kembali pun tiba. Kami sangat senang sudah berkunjung ke negara tetangga Indonesia ini. Sudah selayaknya negara yang bertetangga saling mendukung dan menghargai budaya serta kekayaan dari negara masing-masing. [caption id="attachment_278736" align="aligncenter" width="300" caption="Perjalanan yang sungguh menyenangkan di Negeri Jiran Malaysia"]
1379140889414912147
1379140889414912147
[/caption] Foto : Dokumen Pribadi Penulis

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun