Mohon tunggu...
Muhammad Azry Zulfiqar
Muhammad Azry Zulfiqar Mohon Tunggu... Ilustrator - Independent Writer

Coffee, Fee, Fee muhammadazry34@gmail.com Blog: https://horotero.wordpress.com/ Bekerja dan mencuri waktu berselingkuh dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Istilah "Monsters Are Not Born, They Are Made"

30 Maret 2021   11:08 Diperbarui: 30 Maret 2021   12:31 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang memang terlahir tanpa dosa. Turun ke bumi menjadi berkah bagi orang tuanya, keluarga dan lingkungannya. Setiap orang tua juga mendoakan anaknya untuk menjadi yang terbaik bagi sekitarnya tak terkecuali untuk masa depan. Semua bayi juga hanya bisa menangis dan belum mengerti apapun hal yang dibisikkan kepadanya. Mereka hanya merangsang perkembangan tentang minum ASI ketika haus, tidur ketika mengantuk dan belajar berjalan. Jadi jelas saja bayi tidak mengenal paham apapun dan belum terkontaminasi hal-hal kehidupan yang Mereka belum kearah sana.

Seseorang yang tercatat dalam buku kriminal, buku sejarah tentang kejahatan dan literatur kelam juga awalnya berasal dari rahim dan menjelma menjadi seorang bayi. Sekejam dan seburuk apapun manusia tersebut, apakah Mereka memang diciptakan begitu? ataukah ada pengaruh dari luar alias faktor eksternal yang mempengaruhi? yang mengetahui tentang rekam jejak dan ceceran alasan tersebut memang manusia itu sendiri. Sadar atau tidak, seorang yang jahat tahu bahwa kejahatan itu memanglah jahat.

Mulai dari diktator, kriminal, pembunuh berantai, pemerkosa dan apapun itu jika diulas pasti terdapat sisi historis alias alasan mengapa Mereka melakukan itu. Apakah bisa seorang penjahat melakukan hal brutal karena tidak ada tujuan? tidak mungkin, sekalipun Ia psikopat pasti ada kaitan masa lalu dan menjadi kesenangan pribadi.

Adolf Hitler dikenal sebagai diktator dari Jerman dengan Nazi-nya. Ia dikenal karena holocaust terhadap kaum yahudi sebanyak kurang lebih 6 juta jiwa. Mengapa Ia membenci yahudi? Apakah Ia memang ditakdirkan menjadi mesin pembantaian? tidak, sejarawan menyebut bahwa kematian janggal sang Ibu ditangan dokter yahudi sebagai penyebabnya. Kematian sang Ibu bisa berpengaruh pertama jauh sebelum politik nazi dan pengaruh ras Jerman melekat pada dirinya.

Lalu muncul Ted Bundy yang pada tahun 1970-an menjadi pembunuh berantai di beberapa negara bagian Amerika. Puluhan gadis bahkan beberapa menyebut 100 lebih menjadi korban pembunuhan dan pemerkosaan brutalnya. Ketika orang bertanya-tanya apakah yang membuatnya melakukan hal keji itu, beberapa mengatakan karena Ted Bundy sakit hati terhadap mantannya. Ini bukan tanpa bukti, ciri karakteristik korbannya juga serupa dengan mantan pacarnya yang berambut agak cokelat, mahasiswai serta berumur sama dan ciri lainnya. Ted Bundy juga dikabarkan sakit hati karena faktanya Ia tahu bahwa dirinya lahir dari proses yang memalukan diluar pernikahan.

Di Inggris, ada seorang dokter pembunuh bernama Harold Shipman. Ia dokter umum yang bersalah dan dijatuhi hukuman atas meninggalnya lebih dari 250 orang. Semua korbannya adalah pasien yang Ia tangani selama bertugas. Harold Shipman membunuh korbannya dengan menggunakan diamorfin penghilang rasa sakit. Ia menyuntikkan korbannya dengan dosis tinggi. 

Ia divonis seumur hidup walaupun Ia akhirnya bunuh diri di sel nya. Setelah diselidiki lebih lanjut, motif Harold melakukan hal tersebut karena masa lalunya yang kecewa akibat kehilangan Ibunya. Ia sangat dekat dengan Ibunya yang meninggal karena kanker paru-paru. Harold yang masih kecil waktu itu sering menyaksikan Ibunya menyuntikkan morfin demi menghilangkan rasa sakit. Hingga puluhan tahun berikutnya, Harold menggunakan morfin untuk menghabisi para korbannya. Harold juga mengakui senang karena 'mencabut' nyawa korbannya. Ia mengaku merasa puas menyaksikan korbannya.

Fenomena orang-orang tersebut mengingatkan semuanya pada quotes dari film yang sedang beberapa hari lalu sedang booming yaitu Joker. Dalam film tersebut ada beberapa kata yang berbunyi "Orang Jahat Lahir dari Orang Baik yang Tersakiti". Dalam film apapun bisa diwajari, namun apakah harus menyalahkan takdir dan semua orang? setidaknya banyak juga orang-orang yang lahir dan hidup secara buruk namun bisa melewatinya dengan tidak membenci dan mendendam. Kalau bertumpu pada kata-kata tersebut, orang jahat bisa saja menyalahkan keadaan dan bukan menyalahkan dirinya saja. Jadi semua orang akan berpikir bahwa tidak apa-apa jahat karena sudah tersakiti. 

Sejatinya, Adolf Hitler adalah orang yang pandai dalam seni khususnya melukis. Sejarah mengupas bahwa Ia pandai melukis dan lukisannya telah menjadi pembuktian dirinya yang berjiwa seni. Lalu Ted Bundy adalah anak yang tumbuh cerdas dan menjadi mahasiswa jurusan hukum dan sempat mencicipi dunia politik. Begitu halnya dengan Harold Shipman si dokter cerdas yang telah terbukti dalam dunia kedokteran yang Ia jalani. Mengapa memilih menjadi monster? Mengapa tidak menekuni pilihan yang sudah tepat pada jalurnya? Mengapa Mereka yang notabene memiliki masa lalu yang kelam namun tidak berpindah ke jalur yang tepat? pepatah Monsters are not born, They are Made itu benar adanya.

Masa lalu yang kelam dan takdir itu memang kadang kala tidak bisa dicegah. Namun pengaruh buruk atau eksternal selalu mencekoki Mereka Adolf Hitler memang terpengaruh politik yang ekstrem. Sementara Ted Bundy sebelum dieksekusi dalam wawancaranya mengaku bahwa pornografi adalah penyebab Ia melakukan hal keji tersebut. Banyak orang-orang yang mengakui perbuatanya karena dendam, kesewenangan dan ketidakadilan. Secara tidak langsung jangan sampai Kita menjadi penyebabnya.

Pentingnya lingkungan keluarga, teman dan lingkungan juga turut andil dalam membentuk seseorang. Membully dan menyakiti seseorang dikhawatirkan akan membentuk seseorang yang tidak stabil menjadi monster. Pepatah Joker memang salah, namun ada kalanya jangan mengubah seseorang yang terluka menjadi monster. Karena memang Kita tidak tahu bagaimana dalamnya luka setiap orang yang berbeda-beda. Terlebih ketika seseorang merespon perilaku atau perlakuan yang diterima.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun