Mohon tunggu...
A R Tyaswana
A R Tyaswana Mohon Tunggu... Environmental issues and literature enthusiast

Hi! I'm Tyas, an Indonesian International Relations graduate who's passionate about environmental issues and literature. I'm learning to love writing again.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lidah, Ludah

11 Oktober 2025   11:14 Diperbarui: 11 Oktober 2025   11:33 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cymothoa exigua.

Nama itu terlintas di benak Dira saat Angga memotong ucapannya di depan pelayan yang sedang mencatat pesanan mereka.

"Tak usah makanan yang berat-berat, ya, Dira?" bisiknya manis. Angga tidak perlu membujuknya untuk melakukan apapun, hubungan mereka memang sedekat itu. "Dia pesan salad satu. Minumnya air putih biasa saja."

Dengan enteng Angga melingkarkan lengannya di pinggang Dira. Disunggingkannya senyum lebar sebelum Angga berbalik ke pelayan dan memesan tiga porsi terpisah untuk dirinya sendiri. Tanpa sadar Dira menahan napas, memastikan perutnya tetap rata walaupun sedang duduk selama lengan Angga melingkarinya.

Angga mencubit pelan lipatan perut Dira sambil tertawa sendiri. Gigi Dira bergemeretuk menahan malu.

"Dira memang selalu pilih makan sedikit kalau kita makan di luar. Ya kan, sayang?" celetuk Angga sambil tersenyum, dan Dira luluh lebih cepat dari es yang ada di gelasnya. Dira mengangguk dengan senyuman erat; tidak terlalu lebar, tidak terlalu tipis. Dalam hati Dira memuji dirinya sendiri karena telah berhasil menemukan titik pas itu.

Cymothoa exigua.

Tongue-eating louse.

Di bawah meja, Dira menaruh kedua tangannya di pangkuannya. Tidak apa, tidak ada yang bisa melihat. Ditulisnya nama isopod parasit itu dengan jemari ke telapak tangannya, suatu kebiasaan yang dulu sering Dira lakukan selama kuliah untuk menghapal istilah-istilah ilmiah. Cymothoa exigua. Parasit yang masuk lewat insang ikan dan menarik semua darah dari lidah ikan hingga organ itu terlepas dan parasit itu bisa menggantikan lidah si ikan.

'Perempuan itu harusnya berpikir yang cantik-cantik saja,' suara Angga bergema lagi di benak Dira, menarik jantungnya naik ke ubun-ubun hingga Dira bisa mendengar setiap degup di tiap detik, berdengung tanpa henti di gendang telinganya menutupi obrolan basa-basi di atas meja.

Di bawah meja, jemarinya tetap menulis.

Cymothoa exigua, tulis Dira berulang-ulang, saling tumpang tindih di telapak tangannya sembari ikut tertawa sopan mengikuti alur percakapan yang tidak pula melibatkannya.

Untuk orang awam mungkin alur pikiran ini agak aneh, namun Dira dulunya adalah seorang ahli biologi laut; kesehariannya dulu diisi dengan selebaran undangan ke berbagai workshop sebagai pembicara ahli, atau turun ke laut, mencicipi air asin sambil diving dan dicium terik matahari. Omongannya dulu punya bobot, wawasannya penting didengar, rambutnya diikat sembarang agar tidak menutupi wajah.

Dan sekarang rambutnya dicatok seteliti mungkin, wajahnya dipoles sedemikian rupa hingga bintik-bintik di wajahnya ditutupi berlapis-lapis foundation, dan Dira lupa bagaimana caranya tersenyum lepas seperti yang biasa dia lakukan di atas perahu dulu.

Rasa bersalah merayap ke punggung Dira, memaksanya duduk dengan lebih tegak, lebih sopan. Lebih cantik dipandang. Ini bukan masalah besar, kan? Toh, percakapan sudah lanjut ke topik lain, topik yang Dira kurang bisa ikuti karena benaknya digerogoti oleh ragu.

"Bro, biarkan Dira bicara, lah," Daniel, salah satu teman Angga yang ikut makan malam bersama mereka, buka mulut. "Dari tadi kau potong terus dia mau bicara."

Angga mengernyit ke arah Daniel, seolah tidak pernah terpikir baginya kalau Dira punya pemikirannya sendiri.

Daniel berdeham sekali lagi, mencoba untuk mencairkan suasana. "Menurutmu gimana, Ra?"

Dira belum sempat berucap sepatah kata pun sebelum Angga lagi-lagi memotong untuk kesekian kalinya, mulutnya penuh dengan roti. Dari lagak bicaranya, Dira tahu kini saatnya dia tutup mulut. 'Aku tahu lebih banyak darimu,' suara Angga bergema di benaknya. Dia tak perlu berkata lantang, Dira sudah hapal tanpa Angga perlu buka mulut. Suara Dira tenggelam turun ke perut, dicerna lambung yang meronta lapar.

Lidah Dira kelu.

"Kamu pendiam sekali malam ini," celetuk Angga ketika mereka berdua sudah di mobil. "Tak apa. Dira-ku memang sukanya malu-malu."

Dira tersenyum rapat, ujung bibirnya berkedut.

Sesampainya di apartemen, pandangan Dira menyapu ruangan seolah ini baru pertama kali dia melihatnya. Piala milik Angga di lemari kaca. Bingkai-bingkai yang menunjukkan foto-foto petualangan Angga. Dira bahkan tidak ingat di mana bingkai berisi sertifikat ijazah miliknya. Persetan dengan gelar yang diperoleh Dira setelah membanting tulang sekian tahun, dinding-dinding di apartemen ini tidak muat untuk pencapaian mereka berdua. Hanya cukup untuk Angga.

Sambil berganti pakaian, ditulisnya nama isopod parasit itu di udara dengan jari telunjuknya. Cymothoa exigua, Cymothoa exigua, Cymothoa exigua, ditulisnya di atas bantal saat Dira masuk ke selimut, begitu terus berulang-ulang hingga Dira menemukan cara untuk menuliskannya dengan lebih ringkas: Angga, Angga, Angga.

"Sayang, bisa matikan lampunya?" gumam Angga, sudah setengah tertidur di sampingnya. Pegangannya semakin erat pada ujung bantal.

Cymothoa exgua menempel di lidah jika isopod parasit itu betina.

Cymothoa exgua menempel pada lengkungan insang ikan jika isopod parasit itu jantan.

Dira sumpalkan bantal itu ke wajah Angga yang tertidur pulas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun