Mohon tunggu...
Abahna Gibran
Abahna Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pembaca

Ingin terus menulis sampai tak mampu lagi menulis (Mahbub Djunaedi Quotes)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teror Siluman Pesugihan yang Meresahkan

26 Januari 2018   22:50 Diperbarui: 26 Januari 2018   23:42 7520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Okezone.com)

Setelah ketiganya diberi minum, dan dibacakan do'a oleh Bapak Ajengan, maka anak-beranak itupun menceritakan peristiwa yang baru saja dialaminya.

Menurut Mang Junaedi, tetangga kami yang mendapat gangguan siluman itu, ketika baru saja hendak berangkat tidur, dirinya mendengar suara derap kaki beberapa ekor kuda di halaman rumahnya. Disusul kemudian ada yang memanggil-manggil namanya dengan suara yang tak dikenal, dan terdengar begitu dalam. Layaknya suara raksasa yang ditirukan dalang dalam pertunjukan wayang. Tidak hanya dirinya saja yang mendengar suara gaduh di luar itu, anak dan istrinya pun juga demikian. Sama-sama mendengar hal serupa.

Entah kenapa, tiba-tiba Mang Junaedi (Saat ini sudah lama meninggal dunia) teringat dengan cerita-cerita tentang siluman pesugihan yang hendak menjemput seseorang untuk dijadikan tumbal.

Terlebih lagi sore harinya Mang Junaedi menemukan dua ekor ikan mas besar, sekitar lima kiloan, warna merah dan hijau sedang berenang ke hilir dan ke ke hulu, bolak-balik, di sungai kecil yang melintas tidak jauh dari rumahnya. Sehingga Mang Junaedi pun berniat untuk mengakapnya, dan langsung mengambil golok dari dapur untuk membacok ikan mas itu.

Akan tetapi ketika salah satu ikan mas itu telah dibacok, dan tubuhnya hampir terputus jadi dua bagian, serta hanya tersambung oleh kulit perutnya saja, ikan mas itu sama sekali tidak mati. Malahan masih tetap mampu berenang, meskipun bagian ekornya sudah terpotong juga.

Oleh karena itu Mang Junaedi pun tidak jadi untuk menangkap ikan mas itu. Terlebih lagi setelah diingatkan oleh istrinya yang ikut menyaksikannya. Jangan-jangan ikan siluman, katanya.

Tengah mendengar kisah yang dialami Mang Junaedi, tiba-tiba kami semua merasakan rumah dan tanah di sekitar bergoyang seperti dilanda gempa. Ya, kami semua. Termasuk saya. Maka tanpa dikomando lagi semua orang mengucap takbir dan dzikir. Karena kami semua mengira ada gempa.

Hanya saja ketika saya menjauh dari rumah itu, dan berniat hendak pulang, saya sama sekali tidak merasakan ada goncangan. Sementara rumah Mang Junaedi dan di sekitarnya masih jelas terlihat bergoyang. Dan suara azan pun terdengar berkumandang dari dalam rumah dibarengi ucapan takbir yang bersahutan. Tak lama kemudian Bapak ajengan mengajak kami untuk mengaji surah Yaasiin bersama-sama. Karena, katanya, ada siluman yang sedang mengganggu Mang junaedi sekeluarga.

Mendengar penjelasan Bapak Ajengan barusan, sebagian besar warga, termasuk saya, tentunya merasa ketakutan juga dibuatnya. Bagaimanapun mendengar nama siluman, yang terbayang adalah makhluk menakutkan yang tak bisa dilihat secara kasat mata. Sebagaimana cerita dongeng yang sering terdengar.

Hanya saja ketakutan itu sedikit terobati. Karena hampir sebagian besar warga kampung kami berkumpul di sekitar rumah Mang Junaedi. Maka kami pun bersama-sama mengaji. Dibarengi rasa penasaran, apa yang selanjutnya akan terjadi.

Tengah kami mengaji, guncangan yang berlangsung hampir setengah jam di rumah dan di sekitarnya pun lambat-laun berhenti. Dan tanpa terasa fajar di sebelah timur pun sudah menampakkan diri. Disusul oleh suara kokok ayam jantan bersahutan. Hanya saja untuk memastikan tak akan terjadi gangguan lagi, Bapak Ajengan mengajak kami untuk tidak beranjak pergi sampai tiba waktu Subuh nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun