Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Dinasti Jokowi dan Elektabilitas Gibran yang Mumpuni

24 Juni 2020   04:00 Diperbarui: 24 Juni 2020   04:32 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka (Tribunnews.com)

Padahal dalam survey Juli 2019, Purnomo memiliki elektabilitas sebesar 38 persen dan Gibran saat itu masih 13 persen. Pada Januari 2020, elektabilitas Purnomo meningkat menjadi 46 persen diikuti Gibran yang terus melejit menjadi 40 persen.

Terjunnya Gibran Rakabuming Raka di ajang Pilkada Solo, dan Bobby Nasution, yang notabene merupakan menantu Presiden Jokowi di Pilkada kota Medan, Sumatera Utara, sedari awal telah mengundang tudingan, bahwa Jokowi tengah memainkan politik dinasti.

Terlepas hingga saat ini tidak ada peraturan perundang-undangan yang menghalang-halangi  hak konstitusional seseorang untuk berpartisipasi dalam kontestasi pemilu, akan tetapi suara penolakan adanya praktik oligarkis dan politik dinasti masih nyaring terdengar.

Bisa jadi lantaran selama ini politik dinasti dianggap selalu memberi dampak negatif, karena politik dinasti akan mengaburkan atau bahkan meniadakan fungsi checks and balances dalam pemerintahan. Sehingga praktik korupsi pun dengan mudahnya marak dilakukan.

Bukti yang paling menonjol adalah sebagaimana yang terjadi di Provinsi Banten. Keluarga dari Khasan Sochib, mulai dari Ratu Atut Chosiyah, Wawan Chaeri Wardhana, suami dari Airin Rachmi Diany, dan juga anak, istri, cucu yang lainnya. 

Begitu juga dengan dinasti Limpo di Sulawesi Selatan. Dinasti Fuad di Bangkalan Madura. Maupun dinasti  Narang di Kalimantan tengah.

Sehingga wajar bila sekarang ini muncul kecurigaan masyarakat terhadap Jokowi disebabkan oleh praktik politik dinasti yang memang terjadi selama ini.

Oleh karena itu, kecurigaan masyarakat tersebut disebabkan oleh kekhawatiran akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sebagaimana yang telah terjadi selama ini.

Paling tidak kecurigaan masyarakat tersebut, juga merupakan warning, atau peringatan bagi Presiden Jokowi dan keluarga, agar jangan sampai kasus yang menimpa mantan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah misalnya, kemudian terjadi pada keluarga Presiden Jokowi.

Semoga. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun