Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pembelajaran yang Memerdekakan Murid

9 November 2022   17:19 Diperbarui: 15 November 2022   09:07 3299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa SMA ujian (KOMPAS.com/ALBERTUS ADIT)

Merdekakan murid menggali masalah dan solusinya dari sudut pandang agen sosialisasi keluarga, teman sepermainan, ataukah media. 

Kedua. Munculkan kolaborasi dan potensi diri murid. Proses belajar murid memiliki keunikan sesuai potensi yang ada. Murid membutuhkan teman diskusi dalam belajar.

Peran guru sebagai desain pembelajaran adalah memfasilitasi kebutuhan murid yang beragam. Guru dapat mendesain pembelajaran berkolaborasi dengan mengelompokkan murid sesuai minat, potensi, dan gaya belajar dalam proses pembelajaran.

Murid merdeka mengkreasikan produk belajar memanfaatkan aplikasi online. Sumber: Dokumentasi Pribadi 
Murid merdeka mengkreasikan produk belajar memanfaatkan aplikasi online. Sumber: Dokumentasi Pribadi 

Murid yang mempunyai minat dan potensi sastra tentu akan lebih termotivasi belajarnya jika ada di komunitas sastra dan yang lainnya. kolaborasi sebagai model pembelajaran merupakan upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran (Kemdikbud: 2021).

Potensi murid bisa dimunculkan lewat presentasi. Tentu dibutuhkan strategi guru untuk secara bergilir tiap siswa diberikan kesempatan menyampaikan hasil belajar mereka di depan forum. Sehingga potensi diri mereka dapat dimunculkan melalui proses pembiasaan yang terstruktur dalam pembelajaran yang memerdekakan murid.

Ketiga. Merdekakan murid mewujudkan produk belajar. Ibu dan bapak guru hebat tentu memahami bentuk potensi, minat dan bakat murid di kelas belajar.

Merdekakan kemampuan belajar murid untuk merancang dan menyelesaikan tugas belajar sesuai minat dan kemampuan mereka. Murid yang senang menggambar biarkan menyelesaikan tugas belajar dalam bentuk poster dan lainnya.

Demikian juga murid yang senang visual, jika mereka berkehendak membuat video pendek, fasilitasi kemampuan dan minat mereka untuk memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran. 

Peran guru jelas di sini sebagai motivator, fasilitator, dan penuntun bagaimana teknologi hanya digunakan untuk pembelajaran dan bukan untuk hal negatif.

Wasana Kata

Semua ada tantangannya. Semua ada zamannya. Perkembangan yang terjadi harus mampu difasilitasi guru untuk memerdekakan murid dalam pembelajaran. Hak setiap individu (murid) hendaknya dihormati, pendidikan hendaknya membantu peserta didik untuk menjadi merdeka dan independen secara fisik, mental dan spiritual (Sugiarta dkk. : 2019).   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun