Aku mengukir banyak tanda, ada seru dan tanya. Saat Anissa tertawa di ujung jalan sana. Membuatku terperangkap, di tempat paling sunyi dan gulita.
Aku tunjukkan apa adanya. Tentang nada-nada dalam interlude dan coda. Begitu mempesona, mengikuti ketukan dan hentakan-hentakan aksara.
Pada intro sebagai penanda, engkau terpancing suasana. Hingga pada disonansi harmonika, mata begitu terpana. Memandang pesona wanita-wanita pedansa.
Kita, memang beda.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!