Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antara "Tol Dupak-Waru"

18 Januari 2019   15:29 Diperbarui: 18 Januari 2019   15:38 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : jalanmana.com

"engkau" tak henti menggaruk kepala
Memikirkan "kita" yang banyak tingkah di sesak jalan
Dari kepalamu yang penuh jejak kuku-kuku gagasan
Terlahir garpu-garpu laba-laba raksasa
Mengeruk tanah dan mencerabut tetumbuhan di atasnya

Dari kepalan tanganmu lahir semangat membara
Ribuan mesin-mesin menderu membuat "kita" terpana
Hanya mampu berdecak kagum "pada awalnya"
Lantas "kita" berpikir ulang di kalkulator yang lama tergeletak di meja
Betapa mahal harga yang kita pikul ke depannya

Saat "kita" mencoba menghitung secara presisi di sisa kartu yang ada
"kita" menyadari bahwa kita terjebak di rutinitas tak beda
Diantara deru mesin, pengap, dan hujan yang tak reda
Apa yang lahir dari "kepalamu" belum begitu berarti bagi "kita"
Sebab, "kita" masih sering terjebak di jalan padat tersendat lama
"tanpa mampu berbuat apa-apa"

Ujung Akar Bromo, 16.01.2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun