Luka raga membentur tapal cinta
Mengelupas kulit rindu dipendam dada
Menganga daging kaki melangkah gulita
Darah asmara yang dipenggal belumlah beku
Dipaksa tenggelam pada lautan garam
Kata-kata mutiara yang kau rangkai membingkai asa
Dipersembahkan hanya padaku seorang
Dulunya berkilau menerang jalan menyibak gelap
Kau ludahi sendiri, membau busuk, hingga
Aku kau lempar di pulau gersang tak berpenghuni
Di sini, di pulau gersang tak berpenghuni
Pada malam tanpa bintang dan rembulan
Kelopak mata yang menggurat lebam rindu sepihak
Mengubur cinta yang kau ludahi membusuk
Belum mampu aku keringkan dengan pasir kegembiraan
Duduk menelungkup sendiri
Di pulau tak berpenghuni
Tanpa bintang dan rembulan
Menabur pasir kepiluan
Di atas pusara cinta
Kupendam dalam
Aku yang kau asingkan
Disengat surya tanpa teduhan
Masih membasuh luka cinta
Dengan air garam lautan
Entah sampai kapan….
Probolinggo, 21 Mei 2016
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI