Mohon tunggu...
Arrie Boediman La Ede
Arrie Boediman La Ede Mohon Tunggu... Arsitek - : wisdom is earth

| pesyair sontoloyo di titik nol |

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Arogansi di Titik Nol

20 September 2020   18:33 Diperbarui: 20 September 2020   19:23 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi - chiefexecutive.net

"setiap orang dilahirkan atas dasar fitrah dan bakatnya; ada yang jadi penyair, ada yang jadi penyiar; dan yang berperan kuat menjadikan orang itu jadi penyair atau penyiar adalah lingkungannya";

apa yang terjadi jika setiap hal yang benar hanya mengakui kebenarannya sendiri? sementara ada akal budi pekerti dan kebenaran-kebenaran yang lain berada pada orang perorang?
apa yang terjadi jika dengan segala pengetahuan yang ada pada seseorang dan mengklaim bahwa pengetahuannya adalah kebenarannya?
sementara pengetahuan yang dipunyainya adalah awal mula ketidaktahuannya? lalu, untuk apa ada pengetahuan pada orang lain?

setiap gunung ada lembahnya, setiap lautan ada palungnya, setiap manusia ada kekurangannya, setiap kehidupan ada akhirnya;
lalu, apa yang membuat diri kita tinggi hati?

di atas langit masih ada langit; di-kedalaman samodera masih banyak makhluk hidup yang belum diketahui namanya; di rimba belantara masih sangat banyak penghuninya yang belum diketahui sama sekali;
lalu, apa yang membuat diri kita sedemikian jumawanya?

setiap karya ada penulisnya, setiap penulis ada pengalaman batinnya, setiap batin yang baik dikendalikan oleh akal budi pekerti  yang baik, setiap pekerti yang baik dimiliki oleh penulis yang baik dan rendah hati;
lalu apa yang membuat diri kita merasa perlu menepuk dada keras-keras?

di atas karya ada karya-karya, di atas karya-karya ada adikarya, di atas adikarya ada maha karya, di atas maha karya ada maha karya Sang Kausa Prima, dikesetaraan maha karya Sang Kausa Prima ada takdir, qadar dan qada'
lalu, apa yang membuat diri kita merasa perlu mengatakan bahwa karya kita hebat?

setiap orang yang bisa menulis pasti bisa menulis apa saja, termasuk menulis kebaikannya serta kebaikan dan keburukan orang lain
setiap orang yang bisa membaca pasti bisa baca apa saja, termasuk membaca yang baik-baik tentang dirinya serta membaca kebaikan orang lain beserta keburukannya;
lalu, apa yang membuat diri kita merasa yang terbaik?

begitulah hidup,
dalam segala kekurangannya berputar pada porosnya di antara dua kutub; kebaikan dan keburukan
kutub di mana akan dipertemukan pada sebuah puncak kehidupan, puncak di atas segala ketidakberdayaan;
lalu, apa yang membuat diri kita merasa kuat?

bahwa setiap orang saling menginspirasi antara yang satu dengan yang lainnya; demikian pula karya-karya sastera; sadar atau tidak telah saling menginspirasi antara yang satu dengan yang lainnya;
pun, sesungguhnya karya sastera tak ada lagi yang baru, semuanya cuma pengulangan-pengulangan semata, tak lebih dari itu

bahwa susastera telah melewati titik puncaknya pada era angkatan tujuh puluhan;
era di mana bertemunya kekuatan intelektual, ketajaman intuisi dan perjuangan-perjuangan;
jika akhirnya karya-karya tulis kita tidak lebih dari pengulangan-pengulangan dari karya-karya sastra penyair-penyair sebelumnya;
lalu, apa yang membuat diri kita perlu merasa hebat?

: dalam tahuku ada tidak tahumu, dalam tahumu ada tidak tahuku; dalam kepintaranmu ada kebodohanku; dalam kebodohanku ada kenaifanku
begitulah kita dalam segala kedha'ifannya; agar paham dengan kedalaman rasa, mungkin perlu sesekali memosisikan diri menimba air di sumur yang bening, di titik nol;

sumurserambisentul, 20 september 2020
arrie boediman la ede
::

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun