Harusnya agresivitas Prancis ini juga memiliki titik kelemahan, karena meninggalkan celah yang lebar saat Swiss melakukan serangan balik. Di menit ke-55 misalnya, Swiss mendapat hadiah tendangan penalti setelah Benjamin Pavard terpaksa menjatuhkan Zuber yang bebas melakukan akselerasi di kotak penalti memanfaatkan counter attack.
Sayang bagi Swiss, kesempatan itu terbuang percuma setelah, Ricardo Rodriguez gagal melakukan tugasnya sebagai algojo setelah tendangannya mampu ditepis oleh Hugo Lloris.
Kegagalan Rodriuez itu sempat mendapat ganjaran. Setelahnya gelontoran tiga gol Prancis mampu membalikkan kedudukan dengan cepat. Karim Benzema membuat brace di menit ke- 57 dan ke-59 dan dilengkapi gol spektakuler Paul Pogba di menit ke-75.
Seperti laga Spanyol melawan Kroasia, Swiss nampaknya akan tamat dengan margin dua gol tersebut, akan tetapi di menit ke-81, Seferovic membuat Swiss seperti lahir kembali, sesudah sundulannya kembali mengoyak gawang Lloris untuk kedua kalinya.
Deschamps sebenarnya sudah melakukan pergantian pemain secara taktikal, yakni Mousa Sissoko yang cenderung defensif menggantikan Griezmann, sebelum gol kedua Swiss itu terjadi, hanya karena kembali kebobolan, Sissoko terpaksa juga ikut menyerang.
Di dalam kebingungan tersebut, di menit ke-90 Mario Gavranovic berhasil mendapatkan umpan cantik dari Granit Xhaka yang memanfaatkan bola yang lepas dari Paul Pogba. Gavranovic mengecoh Kimpembe lalu melepaskan tendangan akurat yang mengecoh Lloris.
Prancis sebenarnya hampir menutup perlawanan Swiss, jikalau beberapa detik sebelum akhir laga, tendangan Kingley Coman tidak membentur mistar gawang Yan Sommer. Tanda-tanda bahwa Prancis tidak dinaungi keberuntungan. Perpanjangan waktu pun harus dilakoni.
Sayang, meski segar, kedua pemain yang jarang minim tampil di Euro 2020 ini seperti baru beradaptasi, apalagi Oliver Giroud selama ini dikenal tidak padu dengan Kylian Mbappe, yang payahnya tampil tak gemilang dalam laga tadi.
Akan tetapi persoalan utamanya bukan di lini depan, tetapi di lini pertahanan Prancis yang tampil payah. Benjamin Pavard nampak tidak mobile bergerak dari sisi kanan, dan sering kehilangan posisi, apalagi ditambah Adrian Rabiot yang dipaksa Deschamps untuk bermain sebagai bek kiri setelah Lucas Digne dan Hernandez mengalami persoalan fisik.
Paling parahnya adalah dua bek tengah, Rafael Varane dan Kimpembe. Dua bek tengah ini terlalu mudah kehilangan bola dan kalah dalam duel-duel udara dengan para pemain Swiss.