Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akhir Tak Biasa dari Viral Tambal Ban Seharga 600 Ribu

7 Juli 2020   21:03 Diperbarui: 7 Juli 2020   20:55 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : (Ardian Fanani/detikcom)

Ada yang menarik jika melihat polemik dalam  viral harga tambal ban yang dinilai mahal oleh konsumen di Banyuwangi. Polemik ini berlangung panjang dan berujung yang tak biasa.

Seperti yang sudah diketahui dari berbagia media, kisah ini dimulai setelah beredatr foto kuitansi yang tertulis angka nominal Rp 600 ribu untuk ongkos jasa dan jenis tambal ban.

Foto kuitansi bertuliskan '2 bongkar pasang Rp 50 ribu dan 2 press silicon Rp 550 ribu',  langsung menyebar dan dan mengundang banyak komentar di berbagai WhatsApp group (WAG) di Banyuwangi, Sabtu (4/7/2020).

Seperti biasa, isinya mayoritas mengecam, bahkan mengumpat pemilik bengkel Dian Tubbles  yang diketahui  beralamat di Jalan dr Soetomo, Banyuwangi itu.

Kecaman yang berisi tuduhan bahwa bengkel dianggap mencari untung besar, berniat menipu konsumen dan sebagainya membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi akhirnya turun tangan.

Kejadian ini dianggap Pemkab dapat menodai Banyuwangi sebagai destinasi wisata, akhirnya bengkel ditegur dan dianggap bersalah lantaran tak memberitahukan kepada konsumen terkait harga pres silikon.

Akhirnya, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Diskopumdag) Banyuwangi mengingatkan agar pemilik bengkel Dian Tubles bernama Acey Sucahyono tidak membuat kontroversi soal perselisihan harga yang terjadi antara dirinya dan konsumen.

Sampai titik ini, biasanya case closed, pemilik bengkel seperti di-Knock Out (KO dan perlahan akan ditinggalkan konsumen serta mengalami penurunan omzet.

Awalnya benar demikian, Acey Sucahyono  mengatakan bahwa karena kejadian ini, imbasnya bengkel yang katanya didirikan selama 20 tahun itu perlahan menjadi sepi, tetapi Acey tak mau menyerah. Acey mulai berpikir keras untuk kembali "membangun" kembali bengkelnya.

Sebenarnya, ada berkat terselubung yang nampak dalam kejadian ini, karena meski bukan untuk menambal, tetapi,  banyak orang datang ke bengkelnya, sekadar memfoto dan mengunggahnya di media sosial.

Dari media sosial bengkel Acey menjadi sepi, tetapi di saat yang sama mulai dikenal karena viral harga selangit dari tambal bannya.

Tak mau menyerah, sesudah kejadian ini, Acey melakukan dua hal yang tak biasa.

Pertama, Acey mengganti nama bengkelnya. Pada awalnya bernama Dian Tubbles, kali ini Acey mengganti namanya menjadi tambal ban "Selangit".

Penamaan ini bisa multitafsir, apakah Acey ingin bengkelnya kembali mendapat pemasukan "selangit" atau Acey menggunakan momen ini untuk semakin mempromosikan bengkel bannya dengan nama heboh, "Selangit".

Kemungkinan karena alasan kedua, meski beberapa orang mengatakan bahwa perubahan nama, seperti ritual untuk membuang sial.

Kedua, setelah mengganti nama bengkel, Acey lalu membuat daftar harga tambal ban dalam bentuk spanduk, dan dipampang di depan toko.  Ukurannya cukup besar dan diletakkan di atas pintu bengkel "Selangit".

"Sudah saya pampang daftar harga di atas pintu. Sengaja saya buat besar agar jelas," ujar Acey Sucahyono, pemilik bengkel Selangit, Selasa (7/7/2020).

Rehabilitasi nama baik. Begitu kira-kira tujuan dari pemasangan daftar harga pemasangan ini. Harapannya dengan adanya daftar harga yang terpampang jelas ini, dapat menepis isu bahwa bengkel "Selangit" sengaja me-markup harga.

Di spanduk berwarna kuning dengan tulisan berwarna merah dengan stroke putih, tertulis harga tambal ban dari yang murah hingga yang paling mahal. Seperti tambal ban lunak (ban dalam) untuk mobil Rp 20 ribu dan untuk motor Rp 10 ribu.

Selaint itu tambal ban 'cacing' (tubless biasa) seharga Rp 25 ribu untuk mobil dan Rp 15 ribu untuk motor, tambal ban hot (press silicon tubeless) seharga Rp 185 ribu  dan  metode cool (press silicon rubber) dengan harga Rp 275 ribu--yang akhirnya menjadi iral di media sosial.

"Tidak ada markup harga atau kemahalan. Karena itu memang harga standar yang kita tentukan untuk konsumen," ucap Acey, kembali mengomentari alasan pemasangan spanduk bertuliskan daftar harga ini.

Sesudah dua hal tak biasa ini dilakukannya, Acey tentu berharap bengkel tambal bannya kembali ramai.

Sambil menunggu kedatangan kembali konsumennya, Acey tentu akan "tobat", untuk mulai mengikuti standar agar mengkomunikasikan harga terlebih dahulu kepada pelanggan sebelum pengerjaan.

Era media sosial ini, semuanya sudah harus serba jelas, transparan, berharap saling paham di wilayah abu-abu, bisa sangat merugikan. HItung saja berapa biaya pemasangan spanduk, mengganti nama dan kehilangan konsumen, sudah lebih dari harga tambal ban press silicon yang menjadi titik masalah.

Semoga bengkel "Selangit" bisa lebih baik ke depannya.  

Referensi : 1-2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun