Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Andi Arief Ditentang Max Sopacua, Ada Skenario Apa?

11 Mei 2019   21:33 Diperbarui: 11 Mei 2019   21:44 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada apa dengan sikap Max Sopacua ini? Sebagai senior partai, dapat ditebak, Max berusaha menenangkan situasi untuk tetap menjaga kepentingan partai .

Berulangkali Max Sopacua mengatakan bahwa kepentingan untuk 2024 lebih penting daripada mencari masalah yang malah mendiskreditkan Demokrat.

Dalam kata lain dapat dikatakan bahwa Max juga tentu sedang menjaga Demokrat berada di posisi yang paling aman sekarang.

Posisi aman yang dimaksud Max? Mari kita sedikit menganalisis dengan menilai kemungkinan-kemungkinan yang akan dilakukan Demokrat sebagai dampak dari  polemik yang ada.

Pertama, Demokrat yang diwakili oleh politisi muda, Andi Arief dan Jansen Sitandaon cs menggunakan polemik ini dan berharap agar Demokrat segera lepas dari koalisi Adil Makmur dan memutuskan bergabung dengan koalisi Jokowi---yang diprediksi mereka menjadi pemenang.

Max Sopacua sepertinya menjaga agar Demokrat jangan terlalu cepat untuk mengambil langkah tersebut. Mengapa? Mungkin saja Max berpikir bahwa membuat gaduh di koalisi tanpa sebuah kepastian tempat di kekuasaan, akan merugikan bagi Demokrat.

Pertemuan AHY dengan Jokowi, masih multitafsir dan terlalu dini dinilai sebagai kesediaan koalisi Jokowi menerima Demokrat di Koalisi pemerintah.  

Artinya jika Demokrat di depak Gerindra, lalu tidak ada kepastian bergabung di pemerintah, membuat Demokrat berada di situasi yang tidak nyaman, apalagi Demokrat hanya memiliki 8 persen suara di Pemilu kali ini.

Max tentu berharap masih ada kompromi, dibandingkan melakukan gerakan frontal yang ditafsirkan bahwa Demokrat ingin menyebrang ke kubu Jokowi.

Kedua, Demokrat terus bersama dengan Koalisi Adil Makmur hingga akhir perjuangan atau 22 Mei. Kemungkinan ini seharusnya yang paling tepat yang dilakukan Demokrat.

Demokrat tentu saja berharap "loyalitasnya" sebagai rekan koalisi mendapat apresiasi dari  semua partai sesudah 22 Mei nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun