Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Davide Astori dan Sebuah Senyuman dari Sepak Bola

5 Maret 2018   17:50 Diperbarui: 5 Maret 2018   23:48 1332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senyuman Astori tanda kebaikannya I Gambar : trendmap

Peristiwa kematian sejatinya bukanlah paripurna dari sebuah misteri. Semua orang akan mati, meninggal atau apapun namanya dalam definisi berbahasa kita. Manusia yang fana itu pasti akan mati, yang menjadi misteri adalah waktu kematian, sebentar lagi, esok hari, lusa atau kapan, tak ada yang punya kuasa mengetahuinya.

Ketidakpastian tentang waktu itulah yang menyedihkan dan terkadang menakutkan. Ragawi manusia terlampau terbatas untuk siap menerima waktu yang ditentukanNya. Apalagi ditambah dengan nostalgia dan memori bahwa sang manusia yang juga akan mati itu, sepertinya belum "pantas" untuk meninggalkan dunia sekarang. Dunia masih perlu kehadirannya, karena kehadirannya memberi warna, warna kehidupan yang lebih baik.

Davide Astori, meninggal pada usia 31 tahun.  Sewajarnya dalam rencana manusia, peristiwa kematian baginya bukan sekarang. Waktu itu biasanya berada jauh sesudah dia menggantung sepatu, di masa tuanya, tetapi kematian Astori terlalu dini, terlalu muda. Tetapi rencana manusia berbeda dengan kehendakNya, dia "dipanggil"  di saat dia masih aktif sebagai pemain. Perasaan dan emosi yang ditimbulkan dari kepergiannya berbeda, melarutkan kesedihan yang paling dalam,

Saya jujur, ikut larut dalam kesedihan itu, padahal jarang sekali saya cukup hanyut ketika peristiwa meninggalnya pemain bola terjadi.

Wajar karena olahraga terbaik di dunia ini  ini terkadang mengisolasi kita untuk tidak terlibat jauh dari apa yang diderita pemain sepak bola lebih jauh, apalagi dia bukan bagian dari tim kesayangan kita. Kita bahkan seringkali bersyukur jika pemain tim lawan cedera, dan mendoakan yang terburuk bagi mereka. Kita merayakan kekalahan sang lawan dan mencaci maki untuk kemenangan mereka.

Astori, meninggal di usia 31 tahun I Gambar :auyahoo
Astori, meninggal di usia 31 tahun I Gambar :auyahoo
Tetapi tidak saat ini, testimoni dari lawan dan rekan setim Astori menambah melankolia yang terjadi dalam perasaan ini.

Mulai dari kiper Juventus, Gianluigi Buffon hingga  kiper Genoa, Mattia Perin bergantian mengeluarkan kata-kata yang memperdalam emosi kesedihan ini. Kata-kata seperti "Ciao dear Asto, Ciao Davidone" hingga "Ciao il Capitano" seperti bergema di Italia sekarang ini. Apalagi karena kepergian Astori, pertandingan Seri A dan Seri B serentak ditunda hingga batas waktu yang ditentukan. Luar biasa.

Tetapi yang patut dicermati dari penundaan itu yaitu penghormatan akan Astori tidak saja terkait dengan Astori sebagai pemain bola tetapi Astori sebagai seorang pribadi yang utuh.  Salah satu kata yang sering diucapkan dari para pemain adalah Senyuman.

Pemain muda yang berposisi sebagai bek di Fiorentina asal Argentina, German Pezzella dengan emosional menceritakan tentang kebaikan Astori. "Dari hari pertama Anda (Astori) berada di sisi saya, membantu dan memberi nasehat sejak saya di Firenze dengan senyuman. Seorang pria yang tulus yang memberikan segalanya untuk rekan setimnya" ujar Pezzela.

"Saya belajar banyak dari Anda dan jiwa saya menangis untuk berpikir bahwa saya tidak akan pernah lagi melihat Anda di sisi saya, melakukan apa yang kita sukai dan menikmati kehadiran Anda setiap hari. Terimakasih untuk segala hal yang anda katakan Kapten, Anda akan selalu hadir sebagai TEMAN di hati saya. " tambah Pezzela.

Kebaikan Astori bukan saja terasa dan diingat di Firenze, di Corviciano, kamp latihan timnas Italia, pria ini memberikan warna yang luar biasa bahkan bagi pemain yang lebih muda darinya. Kiper Genoa, Mattia Perin menceritakan ini secara emosional.

Ketika sedang mencoba lapangan di Marrasi (kemarin seharusnya Genoa akan bertarung melawan Cagliari), tiba-tiba Perin berlari ke ruang ganti dan menangis, setelah mendengar kabar meninggalnya Astori. "Saya tidak percaya itu nyata. Saya tidak tahu mampu bisa menrima kenyataan ini !! "tulis Perin di Instagram kemarin malam.

Astori, kharismanya nampak dalam dan luar lapangan : Gambar :linetoday
Astori, kharismanya nampak dalam dan luar lapangan : Gambar :linetoday
Perin kemudian menceritakan tentang bagaimana Astori begitu baik dengan dirinya ketika bersama-sama berlatih di Corviciano. Astori selalu menghangatkan suasana di lapangan maupun di luar lapangan.

"Di lapangan, anda adalah lawan yang sangat kuat tetapi sangat rendah hati. Tetapi yang paling hebat adalah saat kita bersama berlatih untuk timnas. Kita selalu tertawa bersama di makan malam kita. Saya akan selalu mengingat senyum di wajahmu. Ciao Davidone!" tambah Perin.

Kenangan bertanding bagi La Nazionale bersama Astori juga menjadi kenangan tersendiri bagi bek timnas Italia dan AC Milan, Leonardo Bonucci.

 "Pelukan dan senyuman, itulah yang saya ingat dari dirinya. Dia selalu mendorong saya untuk melakukan yang terbaik dengan kerendahan hatinya" ."Sudah berapa banyak obrolan di meja duduk berdampingan, atau di sepanjang koridor di Coverciano membawa kami ke kamar tidur (kamp pelatihan Italia), di lapangan, atau di kamar yang kita lakukan bersama Asto. Dengan senyum tulus tanpa henti  dan itu memperlihatkan secara jelas berapa banyak kebaikan yang ada dalam dirimu" tambah Bonucci.

"Sekarang Anda telah bermain sepak bola "di sana"  dan Anda akan melakukannya dengan senyum lebar yang sama. Senyum yang selalu Anda miliki. "Ciao Grande Asto " "tulis Bonucci, sedih.

Ungkapan kesedihan Bonucci, terdengar menggetarkan tetapi kesedihan itu semakin mendalam ketika pemain Chievo, Nenad Tomovic ikut serta menguarakan perasaannya melalui tulisan singkatnya di Instagram.

"Davide, sahabatku...Anda adalah orang yang spesial. Sebuah kehormatan pernah bermain bersama dan mengenalmu. Saya ingin engkau tahu bahwa kita akan bertemu lagi di tempat berbeda menikmati anggur bersama".

"Sekali lagi, saya ingin  engkau menungguku saat waktuku tiba, ya teman yang spesial. Dari temanmu, Nenad".

Entahlah. Lapangan dan stadion akan sunyi di pekan ini di Italia. Ini waktunya untuk bersedih, waktunya untuk mengingat bahwa kita akan khilangan seseorang yang kita kenal dan cintai di sepak bola. Tetapi yang paling penting, sepak bola seperti mengingatkan kita kembali bahwa siapa kita masa lampau dan sekarang akan menunjukan seberapa harumnya kita di mata orang-orang di sekitar kita.

Dalam senyumnya, Astori telah menebar harum kebaikan bagi orang-orang di sekitarnya. Melalui ketiadaannya, Astori mempersatukan, membuat semua orang merenung meninggalkan hal-hal baik ketika masih diberikan kesempatan saat ada di dunia.

Senyuman tulus  yang lahir dari sepak bola, Terima kasih dan sekali lagi  "Ciao Grande Asto!

Simak tulisan lain Selamat Jalan Davide Astori.

Referensi : 1-2-3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun