Mohon tunggu...
Arnold Budhi Prasetyo
Arnold Budhi Prasetyo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Penikmat Hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

“Tentang Penjaring Angin”

10 Desember 2015   20:39 Diperbarui: 10 Desember 2015   20:39 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kegelisahan muncul. Pikiran yang dirombak semakin terombang-ambingkan.

Adakah makna di balik semua ini? Ataukah memang proses merupakan makna?

Mereka menempuh pendidikan untuk ijazah (bukan ilmu?). Namun bukan ijazahlah yang dituju.

Ijazah dipakai untuk mencari pekerjaan bergengsi. Namun bukan pekerjaanlah yang dituju.

Pekerjaan digunakan untuk mendapatkan uang. Namun bukan uanglah yang dituju.

Uang itu terpakai untuk membeli makanan. Namun semua tetap saja tidak berhenti pada makanan.

Makanan digunakan untuk hidup. Namun apa arti hidup itu bila pada ujungnya kematianlah yang menanti?

Apakah kematian merupakan tujuan hidup akhir Sang Penjaring Angin?

Seperti biji yang harus mati dahulu baru menghasilkan buah yang berlimpah. Begitu pun di balik kematian ada harapan akan kehidupan.

Mungkinkah ada kehidupan abadi yang bahagia setelah kematian? Ataukah itu hanya dongeng penenang bagi Sang Penjaring Angin yang tak berdaya di depan Sang Kebenaran?

Satu hal saja yang disyukuri dan diimani Sang Penjaring Angin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun