Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money

Moneter Ketat tidak Sinkron dengan Stimulus

2 Desember 2015   00:35 Diperbarui: 12 Desember 2015   12:41 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inflasi dan Depresiasi

Tingkat inflasi November 2015 diumumkan sebesar 0,21% dan untuk tahun berjalan 2,37%. Tersisa satu bulan lagi, kecuali ada kejadian luar biasa, tingkat inflasi 2015 diprakirakan tidak melebihi 3,5%. Sementara, pada jelang akhir November 2015 nilai tukar Rupiah (IDR) terhadap Dolar Amerika (USD) mengalami depresiasi.

Gambaran inflasi dan nilai tukar dalam 36 bulan terakhir diberikan pada Grafik-1 berikut ini.

Sumber informasi : Bank Indonesia - Calculator dan BPS - Inflasi

Dari grafik ditunjukkan bahwa dalam 36 bulan terakhir trend inflasi turun sementara depresiasi nilai tukar IDR terhadap USD naik.

Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan konsumsi, yang sangat mempengaruhi inflasi, tidak banyak membutuhkan barang impor atau dengan perkataan lain tidak terjadi "imported inflation".

Tingkat pertumbuhan Triwulan-3 2015 sebesar 4,73% (dibandingkan triwulan sebelumnya 4,67%), dicapai dalam kondisi nilai ekspor turun. Sehingga dapat dikonklusikan bahwa pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product)  lebih banyak didorong sektor konsumsi dan kegiatan investasi domestik' tidak terlalu bergantung pada ekspor.

Dalam kondisi tingkat inflasi turun, Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 7,5%. Sikap konservatif ini timbul akibat faktor eksternal yang sarat ketidakpastian.

Faktor Eksternal

Kondisi pertumbuhan perekonomian China yang turun dan gejolak akibat masuknya Renminbi dalam basket SDR (Special Drawing Right) IMF dianggap menjadi sumber gejolak. (Lihat : Internasionalisasi Renminbi : Kebanggaan Semu China).

Keputusan The Fed USA menaikkan suku bunga acuan (Fed Rate), diprakirakan pertengahan Desember 2015, akan menimbulkan gejolak termasuk ancaman capital flight atau aliran dana keluar dari Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun