Mengingat utang saat ini berjumlah USD 134 Miliar dengan rasio utang jauh di bawah ambang batas dan mempertimbangkan trend pertumbuhannnya; dengan asumsi PDB tetap, maka penambahan utang hingga menjadi dua kali jumlah saat ini masih dalam batas toleransi yang terkendali dan aman.
Disiplin Tata Kelola Utang
Utang selayaknya dipergunakan untuk menambah input agar dapat meningkatkan output secara berkelanjutan. Terjadinya peningkatan output akan mengangkat pertumbuhan yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB). Kenaikan PDB akan membuat Debt Service (rasio utang terhadap PDB) TURUN.Â
Pemanfaatan utang bukan untuk konsumsi tetapi untuk investasi terutama pada pembangunan infratruktur yang kemudian mendukung sektor industri dalam berproduksi dan meningkatkan output.Â
Peningkatan output, akan mampu memenuhi konsumsi domestik dan kelebihannya untuk ekspor sehingga menghasilkan devisa yang selanjutnya memperkuat cadangan devisa.
Penambahan cadangan  devisa berimplikasi penguatan nilai tukar IDR terhadap mata uang asing terutama USD.
Tersedianya devisa dalam jumlah cukup berarti memampukan dalam pembayaran bunga dan pokok utang tepat waktu.Â
Penambahan utang swasta yang tidak berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, mengindikasikan penggunaan yang bukan berkaitan dengan produksi. Kuat dugaan, adanya ketidakdisiplinan dalam pengelolaan atau penggunaan untuk untuk hal yang bersifat spekulasi. Ketidakdisiplinan dalam pengelolaan utang akan berdampak krisis dalam usaha. Jika hal ini terjadi pada sebagian besar swasta pelaku utang maka dampaknya adalah krisis berskala nasional.
Pemerintah akan menarik pinjaman sebesar USD 16 Miliar (RI Siap Tarik Utang US$ 16 miliar dari Bank Dunia dan ADB). Paham akan keperluannya dan mengerti seutuhnya tentang utang dan manfaatnya, maka cukup satu kata terucap : Silahkan !
Catatan : Hakuna Matata artinya Jangan Cemas
Arnold Mamesah -Â 4 September 2015