Manusia sebagai guru :belajar dari setiap orang yang kita temui
Beberapa hal yang mungkin terlihat sepele, kadang itu bisa membuat kita sebenarnya paham, dan mengerti ada nilai dari itu.Â
Salah satunya hal  terunik yang pernah kita temui pada akhir tahun ini salah satunya orang-orang. Seseorang yang pernah kita temui pasti banyak, dan luar biasa memberikan kita berbagai bentuk pelajaran yang nyata. Entah dalam hal latar belakang  mereka, mindset, branding, bahkan aktivitas mereka. Dalam hal ini kita sebagai orang yang pernah bertemu orang lain sebagai bentuk pelajaran,kita  meneyelami bersama-sama hal uniknya, baiknya,serta hikmah yang dapat kita ambil.
Orang ke 1 yang pernah kita temui diakhir  tahun ini adalah orang  yang terlihat kaku, gengsi, pendiam. Namun dia memiliki prinsip tinggi yaitu orang yang tidak sekedar banyak bicara, melainkan menggunakan tindakan dengan aksi nyata. Hal ini tentunya membuat kita sadar betapa pentingnya karakter yang kita ambil, tidak hanya sekedar sisi negatif tapi menimbang sisi positifnya juga.  Hikmah dari orang pertama adalah diam bukan berarti tidak bertindak, justru dengan diam itu berusaha berpikir lalu mengembangkannya melalui tindakan. Dalam psikologi pendidikan merupakan bentuk teori dari:
"Teori Konstruktivisme (Piaget & Vygotsky)Â dia memilih diam untuk berpikir dan mengolah informasi, lalu bertindak. Artinya proses internalisasi kognitif berjalan sebelum menghasilkan aksi."
Orang ke 2 dengan karakter pemikir kritis, friendly, namun bicaranya agak berputar- putar. Ini juga cukup unik ketika kita ambil hikmahnya.Pemikirannya begitu dalam, sehingga bicaranya agak berputar-putar dan entah titik temu pembahasannya kapan. Namun orang ini selalu mengakui kemampuan seseorang dalam berbagai aktivitas. Salah sataunya sering memuji berdasarklan fakta dan tidak merendahkan orang lain. Seseorang yang sedalam itu pemikirannya, justru malah memiliki empati yang tinggi. Dalam bentuk karakternya  kita bisa mengambil garis besar pelajarannya. Sebanyak ilmu yang kita dapatkan justru akan membuat etika dan attitude  akan menjadi lebih baik. Adapun teori psikologi pendidikan yang mengatakan bahwa:
"Teori Humanistik (Carl Rogers / Abraham Maslow) menekankan pentingnya penghargaan positif, empati, dan pengakuan potensi orang lain. Orang ke 2 ini selaras dengan prinsip humanistik dalam pendidikan, yaitu bahwa belajar efektif terjadi ketika ada penerimaan dan penghargaan."
 Orang ke 3  memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi, pengetahuannya luas, pengalaman juga lebih unggul, serta rendah diri saat berbicara dengan orang lain, namun haus akan validasi. Sangat menarik bukan dengan segala karakter orang yang kita temui. Bahkan dengan hal kecil saja kita bisa mengambil setitik pelajaran untuk bisa bertumbuh dan berkembang jauh lebih baik kedepannya. Untuk teori psikologi pendidikan yang kita ambil yaitu dari:
Teori Kepemimpinan Transformasional (Burns & Bass) Â menekankan pemimpin yang rendah hati, mampu menginspirasi, punya visi, serta mendorong orang lain berkembang. Orang ketiga punya ciri ini, walau sisi haus validasinya bisa jadi tanda dia masih butuh keseimbangan diri.
Dari ketiga orang yang pernah kita temui di akhir tahun ini, bisa kita ambil hikmah dan pelajarannya. Bahwasannya manusia tidak luput dari sesuatu yang kurang dan mengimbangi dengan berbagai kebaikan untuk menyeimbangkan kehidupannya.Cukup unik bukan berarti semua orang yang kita temui merupakan bentuk pelajran yang nyata? Yaa buktinya kita bisa berkembang juga faktor lingkungan, orang lain, serta apa yang kita respon untuk menunjang ke tahap kedewasaan. Â Adapun teiori yang mengatakan hal tersebut sebagaimana adanya: