Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bisikan Kematian

16 Januari 2015   20:39 Diperbarui: 22 Juli 2016   15:05 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Aku adalah dirimu . Sekarang pergilah , ada sesuatu yang harus kamu selesaikan hari ini . " pungkas suara itu .

Suara misterius itu menghilang seraya ia  keluar meninggalkan kamarnya tersebut .

Senja di taman itu , terlihat pepohonan angsana tumbuh rimbun , mengelilingi permukaan danau . Hawa sekitar danau begitu hening , hanya riakan air yang mengambang di permukaan air lalu memudar . Dari kejauhan , sepasang kekasih sedang bermesraan di pinggiran danau . Keduanya tertawa bahagia , saling bercanda melempar gurauan , membuat hawa keheningan mencair sedikit ramai .

Mereka tidak menyadari bahwa seseorang berjaket hitam , sedang melangkah menuju tempat mereka . Ia mengendap - endap perlahan agar ia tidak membuat suara yang mencurigakan . Kini ia sudah berdiri di belakang mereka . Sepasang kekasih yang terganggu dengan kedatangan seseorang yang mengganggu keromantisan mereka , langsung berdiri dan memalingkan badan mereka .

" kamu ... "

Tak sempat berkata banyak , sebuah pisau panjang menembus perut Frans . Lelaki 20 tahun itu mengerang kesakitan , menahan perih yang menyiksa perutnya , hingga ia jatuh mengenjang lalu tak bergerak lagi . Ia langsung mencabut pisau yang masih menancap perut pemuda itu dan langsung mengalihkan pandangannya kepada perempuan di hadapannya .


Perempuan itu tak sanggup berlari . Badannya menggigil , kedua tungkai kakinya bergetar hebat , menyaksikan kekasihnya tewas di hadapannya . Ia berjalan pelan menuju perempuan yang sudah dikuasai rasa ketakutan yang amat besar .

" Selamat tinggal kawan .. " ia berbisik sesaat dirinya menikamkan pisau itu ke perut perempuan itu .

Ia melihat bahwa keduanya sudah tewas , ia menarik keduanya ke pinggiran danau dan membiarkan kedua mayat itu mengambang di atas air danau yang jernih lalu meninggalkan keduanya di sana . Tragis .

Keesokan hari , satu kampus geger dengan berita kematian salah satu teman mereka . Mereka berbondong - bondong melihat headline yang terpampang di koran pagi ini . Sarah yang baru saja datang , langsung menuju arah kerumunan yang sedang hingar - bingar membahas berita di koran tersebut .

" Ada apa ini ? " tanya Sarah .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun