Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tolong

24 Februari 2019   12:02 Diperbarui: 24 Februari 2019   12:11 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Edit di Photo Grid

Tolong jangan jejali otakku dengan syair-syair makian. Diriku khawatir jika terus mengeja syairmu, esok lusa akupun belajar
merangkai syair penuh makian; belajar memaki negeri ini, memaki saudara-saudaraku sendiri.

Tolong jangan seret aku ke dalam kisahmu. Tolong jangan atas namakan agama untuk menyerang, karena kami juga memiliki agama. Kami bukan ahli agama, tapi selalu belajar menjadi lisan dan tulisan agama yang menyejukkan kalbu.

Tolong, nuraniku sudah menangis mengeja kata-katamu. Karena kucemas, kita akan mewariskan apa ke anak cucu nanti. Peradaban politik yang damai ataukah penuh ajakan perang ?
Tuhanku, tolong bimbing negeriku. Jangan biarkan kami saling melukai.

(Catatan langit, 24 Februari 2019)
Ditulis dengan tangisan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun