Mohon tunggu...
Armansyah Prasasti Pamungkas
Armansyah Prasasti Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta

Mahasiswa yang ingin mendapat nilai bagus

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Indonesia Berpotensi Mengembangkan EBT

8 Oktober 2022   22:38 Diperbarui: 9 Oktober 2022   00:12 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PLN siap memimpin transisi energi melalui pengembangan EBT dalam sektori ketenagalistrikan di Indonesia. (Dok PLN)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), 2019-2028 turut bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2015. Potensi EBT yang dimiliki Indonesia mencapai sebesar 443.208 MW, tetapi pemanfaatanya hingga saat ini masih rendah yaitu sebesar 1,9 persen atau setara degan 8215,5 MW. (EBTKE,2021).

Menurut data kementerian ESDM, padahal Indonesia memiliki panas bumi yang melimpah sebesar 29.544 MW. Akan tetapi, penggunaan baru 2.276 MW atau 7,7 persen. Selain potensi yang besar, kata Komaidi, pembangkit panas bumi juga memiliki Capacity Factor (CF) sampai 90 persen, jauh lebih tinggi di bandingkan pembangkit EBT lain seperti pembangkit surya (PLTS) sekitar 18 persen dan pembangkit baru (PLTB) sekitar 30 persen.

Persoalannya, kata Komaidi, harga jual listrik panas bumi masih mahal dan masa pembangunannya lama sekitar 7-10 tahun. Harga jual listrik panas bumi saat ini masih sekitar RP1.191 per kWh, sementara harga jual listrik batu bara hanya Rp653 per kWh (pada tahun 2022). Harga jual listrik juga belum ditambah dengan aspek jenis teknologi, sehingga harga EBT pastinya akan lebih mahal dilihat dari pembangunan yang masih minim.

Indonesia perlu melakukan transisi ke EBT dengan beberapa alasan menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Pertama, Arifin menjelaskan, saat ini Indonesia memiliki kapasitas (pembangkitan) sumber energi sebesar 70,96 Giga Watt (GW). 

Dari kapasitas energi tersebut, 35,36 persen energi berasal dari batu bara; 19,36 persen berasal dari gas bumi, 34,38 persen dari minyak bumi, dan EBT sebesar 10,9 persen. Namun, potensi sumber EBT baru dimanfaatkan sebesar 2,5 persen.

Kedua, Mendorong roda ekonomi pasca pandemic untuk menuju indonesia yang bertaham, EBT sebagai peluang terciptanya ekonomi yang stabil dalam jangka panjang. Selain itu, pemanfaatan EBT dapat menarik investor dalam negeri.

Ketiga, Dampak lingkungan juga salah satu mendorongnya transisi EBT, penggunaan seperti kendaaraan yang masih menggunakan bahan bakar dari minyak bumi dan batu bara. Dampak lainnya, iklim dunia semakin panas yang mendorong mencairnya kutub es dan volume air semakin meningkat menyebabkan. Volume air meningkat dan seluruh negara berpotensi terendam air.

keempat, realisasi harga minyak mentah Indonesia telah melampui batas yang ditetapkan oleh APBN 2022, sebesar USD63 per barel. Bahan Bakar Minyak melonjak tinggi karena adanya situasi perang politik. Harga Indonesia Crude Price sudah mencapai USD98,4 barel pada Maret 2022. Keadaan inilah sebelum terjadinya intervensi pasar, pemerintah harus kreatif memikirkan solusi.

Dukungan dana untuk  program pengembangan EBT, pemerintah Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah menyiapkan anggaran mencapai Rp.868,7 miliar untuk pembangunan fisik di sektor EBTKE sebesar. Anggaran tersebut menunjukkan keseriusan pemerintah untuk menjalankan proses transisi energi dengan memperkuat infrastruktur sektor ESDM berbasis energi baru dan terbarukan (EBT).

Adapun PERPRES NO. 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik mencakup pembangkitan tenaga air, panas bumi, surya, biomassa, biogas, tenaga air lau, dan bahan bakar nabati.  Tujuan PERPRES untuk meningkatkan pencapaian target energi terbarukan, peningkatan investasi, dan penurunan emisi gas rumah kaca

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun